SALAM PAPUA (TIMIKA)- Efek gula darah tinggi pada wanita bisa bermacam-macam, mulai dari memengaruhi siklus menstruasi hingga meningkatkan risiko terkena infeksi, misalnya infeksi jamur atau bakteri di vagina. Untuk mencegah dan mengatasi berbagai efek tersebut, diperlukan langkah penanganan yang sesuai dengan keluhan yang muncul.

Gula atau glukosa darah merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Meski perannya sangat penting, kadar glukosa yang terlalu tinggi di dalam darah (di atas 140 mg/dL) berisiko menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah, mengganggu fungsi organ, serta berdampak negatif bagi kesehatan secara keseluruhan.

Gula darah tinggi (hiperglikemia), baik pada pria dan wanita, dapat menimbulkan efek atau gejala, seperti rasa haus dan lapar berlebih, sering buang air kecil, kelelahan, pusing, penglihatan terganggu, luka yang sulit sembuh, serta berat badan menurun.

Selain itu, terdapat efek gula darah tinggi pada wanita yang berkaitan dengan hormon, area kewanitaan, dan kehamilan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali berbagai efek tersebut dapat diambil langkah penanganan yang tepat sekaligus mencegah komplikasi.

Efek Gula Darah Tinggi pada Wanita

Berikut ini adalah beberapa efek gula darah tinggi pada wanita yang dapat muncul, baik saat kondisi gula darah tinggi masih ringan maupun berat:

1. Keputihan yang sering kambuh

Efek gula darah tinggi pada wanita yang cukup umum terjadi adalah keputihan yang sering kambuh atau lebih lama sembuh. Ini terjadi karena kadar glukosa yang tinggi pada darah dapat membuat kuman dan jamur di dalam tubuh, termasuk di dalam organ intim, jadi lebih mudah tumbuh dan berkembang biak. 

Kuman dan jamur tersebut bisa menyebabkan infeksi, sehingga menimbulkan keputihan terus-menerus. Keputihan ini bisa menimbulkan gejala lain berupa rasa gatal atau nyeri pada area vagina, iritasi di organ intim, dan bau tidak sedap pada vagina.

2. Infeksi saluran kemih (ISK)

Gula darah tinggi yang dibiarkan terus-menerus juga dapat memicu infeksi saluran kemih (ISK). Infeksi ini dapat dipicu oleh urine dengan kandungan glukosa yang tinggi, sehingga menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri penyebab ISK.

Umumnya, ISK ditandai dengan beberapa gejala, seperti rasa sakit atau perih saat buang air kecil (anyang-anyangan), sering buang air kecil, urine berbau menyengat, urine berdarah, serta demam.

3. Vulvovaginitis

Vulvovaginitis adalah peradangan yang terjadi pada vagina dan vulva (bagian luar vagina) akibat infeksi bakteri atau jamur. Mekanisme terjadinya infeksi ini hampir sama dengan efek sebelumnya, yaitu urine dengan glukosa tinggi membuat saluran kemih menjadi lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri dan virus.

Efek gula darah tinggi pada wanita yang satu ini umumnya dibarengi dengan gatal dan iritasi pada area vagina, rasa tidak nyaman atau nyeri saat buang air kecil, serta bau tidak sedap pada vagina.

4. Vagina kering

Vagina kering merupakan efek gula darah tinggi pada wanita yang cukup umum terjadi. Kondisi ini disebabkan oleh neuropati diabetik, yaitu kerusakan saraf akibat tingginya kadar gula dalam darah. Hal ini menyebabkan vagina menjadi kering, sehingga dapat menimbulkan sakit saat berhubungan seksual dan berujung pada penurunan gairah seksual.

5. Gangguan siklus menstruasi

Gula darah tinggi dalam jangka waktu yang lama juga dapat menyebabkan resistensi insulin, yang berujung pada timbulnya sindrom polikistik ovarium (PCOS).

Penderita sindrom ini akan mengalami peningkatan hormon androgen yang berdampak pada proses ovulasi dan menyebabkan menstruasi menjadi tidak teratur. Wanita yang mengalami efek gula darah tinggi juga biasanya akan mengalami periode menstruasi yang lebih panjang, pendek, atau bahkan berhenti untuk beberapa waktu.

6. Masalah kesuburan

Selain mengganggu siklus menstruasi, efek gula darah tinggi pada wanita juga dapat menyebabkan penurunan kesuburan. Hal ini dipicu oleh peningkatan hormon androgen yang menyebabkan gangguan pada proses ovulasi.

Kondisi ini membuat sel telur lebih sulit dibuahi, sehingga menurunkan kemungkinan terjadinya kehamilan dan berdampak negatif pada kesehatan reproduksi wanita secara keseluruhan.

7. Gangguan kehamilan

Kadar gula darah yang dibiarkan tinggi saat hamil dapat memicu diabetes gestasional. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia pada ibu hamil. Selain itu, ibu hamil juga akan dianjurkan untuk menjalani operasi caesar jika menderita diabetes selama kehamilan ini.

Gula darah tinggi pada ibu hamil juga berdampak negatif pada bayi, seperti terlahir prematur, terlahir dengan berat badan berlebih, mengalami gangguan pernapasan saat lahir, dan keguguran. Selain itu, bayi juga dapat mengalami hipoglikemia serta rentan mengalami diabetes tipe 2 dan obesitas.

8. Kulit di area lipatan menghitam

Gula darah tinggi dalam jangka waktu tertentu juga dapat menyebabkan akantosis nigrikans, yaitu kulit di area lipatan menjadi gelap dan berkerut. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kadar insulin dalam darah yang merangsang pertumbuhan sel kulit berlebih dan penumpukan pigmen melanin.

Gula Darah Tinggi pada Wanita dan Cara Mencegahnya

Menjaga kadar gula darah tetap normal sangatlah penting untuk mencegah berbagai efek gula darah tinggi pada wanita terjadi. Agar Anda tidak mengalami berbagai efek di atas, berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegahnya:

Jaga pola makan dengan mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah, seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, maupun biji-bijian. Selain itu, hindari makanan tinggi gula dan lemak jenuh.

Jaga berat badan tetap ideal untuk mencegah risiko terjadinya resistensi insulin dan lonjakan gula darah. Lakukan olahraga setidaknya 150 menit per minggu. Hindari stres berlebih dengan teknik relaksasi, seperti meditasi atau yoga.

Hindari kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol. Pastikan tidur selama 7–9 jam setiap malam agar tubuh mendapatkan istirahat yang cukup.

Dengan melakukan berbagai langkah di atas dengan rutin, gula darah tinggi dapat teratasi serta kadar gula darah akan terus stabil. Akan tetapi, jika Anda sudah mulai menyadari timbulnya berbagai efek gula darah tinggi pada wanita, jangan tunda berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi gula darah tinggi telah berkembang menjadi diabetes. Setelah pemeriksaan, dokter akan menentukan penanganan yang sesuai. Jika Anda terdiagnosis mengalami diabetes, dokter akan meresepkan obat diabetes untuk mengontrol kadar gula darah dan menjaganya tetap stabil, sehingga efek gula darah tinggi di atas bisa teratasi dan tidak muncul kembali.

Pengobatan ini juga penting untuk mencegah terjadinya komplikasi diabetes, seperti kerusakan saraf, gagal ginjal, maupun gangguan pada mata.

Sembari memberikan pengobatan untuk menurunkan gula darah yang tinggi, dokter juga akan mengambil langkah penanganan yang tepat guna mengatasi berbagai efek gula darah tinggi yang muncul. Dengan demikian, kadar gula darah akan kembali normal dan efek gula darah tinggi pada wanita tidak akan kambuh. (Alodokter)

Editor: Sianturi