SALAM PAPUA (TIMIKA) – Harga daging babi lokal di Kabupaten
Mimika terus mengalami kenaikan signifikan. Menyikapi hal tersebut, Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Mimika berencana mengambil langkah intervensi pasar dengan
mendatangkan pasokan babi dari luar daerah guna menstabilkan harga.
Bupati Mimika, Johannes Rettob, menyatakan bahwa apabila
harga babi terus melonjak, Pemkab akan mengambil tindakan tegas. Salah satu
langkah yang disiapkan adalah mendatangkan ternak babi dari luar wilayah
Mimika.
“Sebelumnya harga tinggi karena adanya wabah demam babi
Afrika atau African Swine Fever (ASF), tapi saat ini kasus ASF hampir tidak
ditemukan lagi. Dari laporan yang saya terima, hanya ada dua hingga tiga ekor
yang masih terinfeksi dan itu pun sudah ditangani,” jelas Bupati Johannes,
Kamis (8/5/2025).
Meski wabah ASF mulai mereda, ia mengungkapkan bahwa proses
pemulihan pasokan daging babi di Mimika tetap membutuhkan waktu yang cukup
lama, berkisar antara satu hingga dua tahun. Oleh karena itu, pengendalian
harga menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
“Kami perkirakan dibutuhkan waktu satu sampai dua tahun
untuk pemulihan kebutuhan lokal. Karena itu, salah satu solusi sementara adalah
mendatangkan babi dari luar agar harga kembali stabil,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bupati Johannes menyinggung dampak kenaikan
harga babi terhadap inflasi daerah. Ia menyebutkan bahwa Badan Pusat Statistik
(BPS) secara konsisten mencatat harga daging babi sebagai salah satu penyumbang
inflasi di Mimika.
“Inflasi kita meningkat, dan salah satu penyebabnya adalah
tingginya harga daging babi. Saya akan segera menggelar pertemuan dengan BPS
untuk membahas data inflasi ini secara menyeluruh,” pungkasnya.
Penulis: Sianturi
Editor: Sianturi