SALAM PAPUA (TIMIKA) – Kopi, minuman yang kini menjadi bagian dari gaya hidup modern, memiliki sejarah panjang yang penuh warna. Dari pegunungan Ethiopia hingga menjadi komoditas global, kopi telah menjelma sebagai minuman paling populer kedua di dunia setelah air putih.

Sejarah kopi diyakini bermula di Ethiopia, Afrika Timur. Legenda menyebutkan seorang penggembala kambing bernama Kaldi menemukan kopi saat melihat kambing-kambingnya menjadi lebih aktif setelah memakan buah merah dari pohon tertentu. Kaldi kemudian mencoba biji tersebut dan merasakan efek stimulan. Temuannya akhirnya sampai ke biara terdekat, dan para biksu menggunakannya untuk tetap terjaga selama ibadah malam.

Pada abad ke-15, kopi mulai dibudidayakan di Yaman, khususnya di kota pelabuhan Mocha, yang kemudian menjadi nama populer untuk varian kopi. Dari Yaman, kopi menyebar ke seluruh Jazirah Arab dan berkembang pesat. Di Mekkah dan Madinah, kopi menjadi minuman utama dalam diskusi intelektual dan spiritual di kafe-kafe, atau yang dikenal sebagai qahwa.

Kopi mulai dikenal di Eropa pada abad ke-17. Awalnya disambut dengan curiga dan sempat disebut “minuman pahit dari setan”, namun Paus Clement VIII saat itu justru memberkatinya, dan kopi pun menyebar cepat ke Inggris, Prancis, Italia, hingga Belanda.

Bangsa Belanda berperan besar dalam penyebaran kopi ke Asia Tenggara, termasuk ke Indonesia. Pada awal abad ke-18, Belanda membawa kopi Arabika ke Pulau Jawa, dan menjadikannya salah satu komoditas utama yang diekspor ke Eropa. Dari sinilah kopi-kopi dari Nusantara seperti Java, Sumatera, hingga Papua mulai dikenal dunia.

Kopi di Indonesia dan Papua

Indonesia saat ini menjadi salah satu produsen kopi terbesar di dunia. Tak hanya Arabika, varietas Robusta juga berkembang luas. Di Papua Tengah, kopi tumbuh subur di dataran tinggi seperti di daerah Nabire, Dogiyai, Paniai, dan kini mulai berkembang di Mimika dan sekitarnya.

Kopi Papua dikenal memiliki cita rasa unik dengan aroma floral, acidity yang seimbang, serta aftertaste manis alami. Banyak pecinta kopi internasional mengapresiasi karakter single origin Papua sebagai salah satu kopi spesialti terbaik dari Indonesia.

Dari Warung ke Specialty Coffee Shop

Perjalanan kopi terus berkembang dari masa ke masa. Kini, kopi tidak hanya dinikmati di warung-warung sederhana, tetapi juga menjadi pusat budaya dan inovasi di kafe-kafe modern. Proses roasting, brewing, hingga latte art menjadi seni tersendiri. Komunitas kopi lokal di berbagai daerah terus tumbuh, termasuk di Mimika dengan kehadiran wirausaha muda seperti Lazy Story Coffee & Cake hingga brand seperti Waanal Coffee.

“Memahami sejarah kopi bukan sekadar mengenal minuman, tetapi menyelami budaya, perjuangan petani, hingga potensi ekonomi di balik setiap cangkir,” ujar Selly Y., pelaku UMKM kopi di Mimika.

Kopi bukan hanya tentang rasa, melainkan juga cerita. Dari legenda Kaldi hingga meja kafe masa kini, kopi terus menghubungkan manusia lintas waktu dan tempat—sebuah warisan global yang harum dan membekas. (AI)

Editor: Sianturi