SALAM PAPUA (TIMIKA)- Takipnea adalah kondisi ketika
seseorang bernapas dengan cepat dan dangkal. Takipnea bisa dialami siapa saja,
terutama bayi yang lahir prematur atau orang yang menderita gangguan pernapasan
seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis.
Takipnea merupakan kondisi yang umum terjadi, khususnya saat
olahraga. Ketika otot aktif bergerak, tubuh memerlukan lebih banyak oksigen
sehingga napas menjadi lebih cepat dan dangkal.
Namun, takipnea juga bisa menjadi gejala dari suatu penyakit
atau kondisi medis tertentu yang membutuhkan penanganan segera. Jika disebabkan
oleh gangguan medis, gejala lain biasanya akan muncul, seperti sulit bernapas,
nyeri dada, serta kulit wajah, bibir, dan kuku yang membiru.
Penyebab Takipnea
Secara umum, laju pernapasan normal pada orang dewasa adalah
12–25 kali per menit, sedangkan laju pernapasan normal pada bayi sekitar 40–60
kali per menit tergantung usia.
Takipnea terjadi ketika laju pernapasan melebihi 25 kali per
menit pada orang dewasa maupun 60 kali per menit pada bayi. Takipnea dapat
disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti:nAlergi, Anemia, Asma, Penyakit
paru-paru obstruktif kronis (PPOK), Pneumonia, gangguan kecemasan, serangan
panik, Emboli paru, keracunan karbon monoksida, Ketoasidosis diabetic, gagal
jantung, tumor otak dan Sepsis.
Sementara itu, takipnea pada bayi umumnya disebabkan oleh
gangguan dalam proses pembersihan cairan di paru-paru setelah lahir, terutama
pada bayi lahir prematur, karena paru-parunya belum berkembang dengan sempurna.
Di sisi lain, takipnea dapat pula disebabkan oleh konsumsi
obat-obatan, misalnya aspirin, codein, dan amfetamin. Meski tidak memberikan
efek langsung, obat kemoterapi juga dapat mengakibatkan seseorang mengalami
takipnea karena anemia.
Penanganan Takipnea
Bila hal yang menyebabkan takipnea adalah kondisi medis,
penanganan perlu dilakukan sesuai penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa
pengobatan yang bisa diberikan oleh dokter untuk mengatasi takipnea: Bronkodilator,
bila disebabkan asma dan PPOK, antibiotik, bila penyebabnya pneumonia, Antikoagulan,
bila disebabkan emboli paru, Benzodiazepine, bila penyebabnya gangguan
kecemasan atau serangan panik dan Antihistamin, bila disebabkan alergi.
Pada kasus takipnea yang disebabkan oleh gangguan kecemasan
atau serangan panik, dokter juga akan menganjurkan terapi perilaku kognitif
untuk mengubah pola pikir penderita terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak
berbahaya dan mengelola gejala cemas berlebih maupun serangan panik.
Penting diketahui bahwa tidak semua penyebab takipnea dapat
dicegah. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi
risikonya, seperti menghindari pemicu alergi, menghindari area berasap atau
tinggi polusi udara, dan menjalani pola hidup sehat.
Takipnea memang bisa disebabkan oleh hal yang wajar, seperti
olahraga. Meski begitu, kondisi ini tidak boleh disepelekan, apalagi jika
disertai gejala selain napas cepat dan dangkal.
Apabila mengalami gejala takipnea yang diiringi nyeri dada
seperti ditimpa benda berat, sesak napas parah, wajah dan mata bengkak, ruam di
seluruh tubuh, atau wajah dan bibir membiru, Anda perlu segera memeriksakan
diri ke IGD terdekat untuk memperoleh penanganan dari dokter. (Alodokter)
Editor: Sianturi