SALAM PAPUA (TIMIKA)- Alergi susu sapi merupakan alergi makanan yang paling umum terjadi pada anak-anak, terutama yang usianya kurang dari 3 tahun. Masalah ini tidak boleh disepelekan dan perlu ditangani dengan baik, karena nutrisi yang ada dalam susu dibutuhkan untuk menunjang tumbuh kembang anak yang optimal.

Alergi susu sapi adalah kondisi di mana sistem imunitas tubuh bereaksi berlebihan terhadap kandungan protein di dalam susu. Anak yang mengalami alergi susu sapi biasanya akan menunjukkan gejala berupa gatal, muntah, napas berbunyi atau mengi, bibir bengkak, serta diare setelah mengonsumsi susu sapi.

Tips Mengatasi Alergi Susu Sapi pada Anak

Jika anak mengalami gejala alergi setelah minum susu sapi, terutama jika masalah ini sudah terjadi cukup lama, Bunda dan Ayah disarankan untuk membawanya ke dokter. Apalagi jika kondisi ini membuat tumbuh kembang Si Kecil terganggu.

Untuk menentukan diagnosis alergi susu sapi dan mencari kemungkinan penyebab alergi lainnya pada anak, dokter bisa melakukan pemeriksaan fisik dan tes penunjang, seperti tes darah dan tinja, serta tes alergi.

Jika Si Kecil terdiagnosis menderita alergi susu sapi, ada beberapa langkah penanganan yang bisa dilakukan, yaitu:

Menghentikan konsumsi susu sapi dan produk olahan susu

Bunda dan Ayah dianjurkan untuk tidak memberikan susu sapi serta produk olahannya, seperti keju dan yoghurt, kepada Si Kecil. Ini dilakukan supaya ia tidak mengalami gejala alergi yang makin parah.

Nah, agar kebutuhan nutrisi Si Kecil tetap terpenuhi setiap hari sekaligus menunjang tumbuh kembangnya, Bunda dan Ayah dapat mencari alternatif susu yang cocok. Namun, jika Si Kecil berusia kurang dari 6 bulan, tetaplah memberikannya ASI eksklusif sebagai sumber nutrisi terbaik.

Mengganti susu sapi yang dikonsumsi

Bunda dan Ayah tidak perlu khawatir bila anak mengalami alergi susu sapi. Soalnya, ia tetap bisa mengonsumsi alternatif susu lainnya.

Jika Si Kecil mengalami keluhan alergi akibat minum susu sapi biasa, Bunda dan Ayah dapat memberinya susu formula asam amino yang telah teruji klinis. Susu ini merupakan pilihan yang cocok untuk mengurangi gejala alergi yang dialami anak.

Susu formula berbasis asam amino atau AAF (amino acid-based formula) mengandung nutrisi yang lengkap, tetapi dalam bentuk yang jauh lebih sederhana daripada susu sapi biasa. Dengan begitu, susu ini makin lebih mudah dicerna oleh Si Kecil.

Hal inilah yang membuat susu formula berbasis asam amino aman untuk dikonsumsi oleh anak yang mengalami gejala alergi susu sapi. Ditambah lagi, susu ini juga mampu mendukung penambahan berat badan dan perkembangan anak.

Berikut ini rekomendasi susu formula dengan kandungan 100% asam amino yang tersedia di pasaran: Susu formula untuk anak di bawah 1 tahun yang alergi susu sapi, susu formula untuk anak di atas 1 tahun yang alergi susu sapi.

Siasati Kebutuhan Nutrisi Anak dengan Cara Ini

Anak yang tidak mengonsumsi susu sapi rentan kekurangan vitamin D. Namun, Bunda dan Ayah tidak perlu khawatir berlebih. Selain dari susu pengganti yang telah disebutkan, kebutuhan Si Kecil akan vitamin D dapat terpenuhi dengan memberikannya makanan bernutrisi, seperti salmon, jamur, seafood, dan telur.

Selain itu, berjemur di bawah sinar matahari di pagi hari juga membantu produksi vitamin D dalam tubuh. Agar lebih aman, Bunda dan Ayah bisa mengajak Si Kecil berjemur sebelum pukul 10 pagi selama 5−15 menit, sebanyak 2–3 kali seminggu.

Jika Si Kecil mengalami alergi susu sapi pada anak dan Bunda takut pertumbuhan dan kesehatannya terganggu karena tidak mengonsumsi susu sapi, Bunda bisa langsung berkonsultasi secara gratis dengan dokter anak. Nantinya, dokter akan memberikan saran penanganan yang sesuai dengan kondisi kesehatan Si Kecil. (Alodokter)

Editor: Sianturi