SALAM PAPUA (TIMIKA)- Menghadapi anak susah makan memang
diperlukan kesabaran dan strategi tersendiri. Oleh karena itu, penting bagi
setiap orang tua untuk memahami penyebab anak susah makan dan cara mengatasinya
sehingga kebutuhan nutrisi anak tetap terpenuhi.
Anak-anak biasanya susah makan atau menjadi picky eater
ketika usianya menginjak 1 tahun. Namun, ada juga anak yang susah makan ketika
usianya 2–5 tahun.
Pada saat itu, pertumbuhan anak menjadi sedikit lebih lambat
bila dibandingkan dengan masa sebelumnya. Hal ini bisa membuat selera makannya
berkurang, sehingga anak menjadi susah makan atau hanya mau makan sedikit.
Mengenali Penyebab Anak Susah Makan dan Cara Mengatasinya
Saat menghadapi anak susah makan, orang tua perlu mengenali
lebih dulu apa penyebabnya. Setiap penyebab memiliki pendekatan atau cara
mengatasi yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa penyebab anak susah makan
beserta cara mengatasinya:
1. Menolak makan
Bagi anak, tiap makanan bisa menjadi suatu hal baru baginya.
Memilih makanan apa yang ingin ia masukkan ke mulut menjadi hal yang sangat
penting.
Tidak heran bila sebagian anak bisa melahap habis makanan
yang disediakan oleh orang tua pada hari pertama, tetapi menolak pada keesokan
harinya. Ketika pikiran atau minatnya berubah, selera makannya pun bisa ikut
berubah. Tidak sedikit pula orang tua tidak tahu bahwa pencernaan tidak nyaman
juga membuat anak susah makan.
Saran: Coba untuk lebih bersabar dan jangan memaksa Si Kecil
untuk makan. Daripada pusing memikirkan asupan kalori atau nutrisi yang tidak
diperoleh Si Kecil, Bunda bisa mencoba untuk menghitung kebutuhan dan asupan
nutrisinya selama 1 minggu terakhir.
Selain itu, pastikan Bunda memantau pencernaan Si Kecil,
apakah pencernaannya nyaman dan sehat terlihat dari kondisi pupnya. Berikan Si
Kecil makanan dan susu pertumbuhan tinggi serat agar pencernaannya nyaman dan
nutrisinya terserap optimal.
Pilihlah susu tanpa tambahan gula untuk Si Kecil yang
dilengkapi kandungan asam amino, omega-3, serta prebiotik, seperti FOS, GOS,
sari pati jagung, dan Inulin. Rutin minum susu ini dapat mengoptimalkan fungsi
pencernaan Si Kecil sehingga perutnya nyaman dan makannya pun menjadi lebih
lahap.
Berbagai kandungan nutrisi tersebut juga dapat mendukung
perkembangan sel otak, menstimulasi kemampuan belajar anak, serta merangsang
produksi hormon yang mengatur emosi dan suasana hati agar anak tidak gampang
rewel.
2. Hanya makan makanan tertentu
Makanan padat tentu menjadi hal baru bagi balita. Diperlukan
waktu agar ia terbiasa dengan ragam warna, rasa, dan tekstur makanan. Anak juga
bisa belajar untuk makan sendiri, termasuk makan makanan apa saja yang masuk ke
dalam mulutnya.
Saran: Perkenalkan berbagai jenis makanan secara perlahan
kepada Si Kecil yang susah makan. Setelah disajikan beberapa kali, Si Kecil
mungkin akan mulai tertarik untuk memakannya.
Bunda juga bisa mengenalkan jenis makanan baru yang
disajikan bersamaan dengan makanan favoritnya. Selain itu, hindari waktu makan
yang berdekatan dengan waktu tidur, karena rasa lelah juga dapat memengaruhi
minat Si Kecil mencoba makanan baru.
3. Hanya mau makanan cepat saji
Makanan siap saji umumnya banyak mengandung garam, gula,
lemak, serta rendah akan nutrisi penting, seperti protein, vitamin, dan
mineral. Jika dikonsumsi berlebihan, makanan tidak sehat ini bisa membuat anak
berisiko mengalami diabetes, kegemukan atau obesitas, dan tekanan darah tinggi.
Beberapa contoh makanan cepat saji yang biasanya disukai
anak adalah es krim, kentang goreng, pizza, dan minuman bersoda.
Saran: Hindari menyimpan makanan cepat saji di rumah. Jangan
pula terlalu sering memesan dan membiarkan Si Kecil mengonsumsi makanan cepat
saji. Ini karena anak-anak biasanya akan meniru perilaku orang tuanya, termasuk
dalam urusan makanan.
Sebagai alternatif, sediakan makanan sehat setiap waktu di
rumah agar Si Kecil terbiasa mengonsumsi makanan sehat.
4. Tidak mau makan setelah kemarin banyak makan
Hal ini sangat umum dialami oleh anak usia 1–3 tahun. Ada
kalanya selera makan anak tampak besar, kemudian terjadi sebaliknya di keesokan
hari. Hal ini sangat wajar terjadi.
Saran: Bunda tidak perlu memaksa Si Kecil. Tentukan batas
waktu kepada Si Kecil untuk mengonsumsi makanan yang telah disediakan.
Selanjutnya, minta Si Kecil untuk makan tidak melebihi dari batas waktu yang
telah ditentukan.
Selain itu, batasi konsumsi jus buah kemasan dan susu.
Terlalu banyak mengonsumsinya membuat Si Kecil mudah kenyang, sehingga ia tidak
mau makan.
5. Makan satu jenis makanan saja
Bukan hal aneh jika tiba-tiba anak susah makan selama
berhari-hari atau hanya mau makan satu jenis makanan. Salah satu alasannya
adalah anak tidak tertarik dengan makanan baru yang rasanya belum ia kenali.
Saran: Bunda sebaiknya tetap tenang dan tetap tawarkan
pilihan makanan lain, tetapi jangan memaksa atau memarahi Si Kecil bila ia
tidak ingin memakannya.
Untuk anak yang sudah lebih besar, Bunda dapat mengatur
strategi dengan mengajaknya ke supermarket. Mintalah Si Kecil untuk memilih dua
jenis buah dan sayuran serta satu jenis camilan. Setiba di rumah, ajaklah Si
Kecil menyiapkan makanan sebelum mengonsumsinya.
6. Tidak mau makan makanan favorit secara tiba-tiba
Tidak sedikit orang tua yang mungkin bingung saat buah
hatinya tiba-tiba menolak jenis makanan yang biasanya lahap ia santap atau
tidak lagi mau minum susu yang biasa dikonsumsi setiap hari.
Saran: Jangan panik, hal ini mungkin hanya bersifat
sementara. Bila Si Kecil tidak mau makan hari ini, bukan berarti ia tidak akan
suka selamanya. Tetap tawarkan makanan yang ditolak Si Kecil pada hari
berikutnya.
Jika Si Kecil menolak minum susu, pilihlah makanan
mengandung susu lainnya, seperti yoghurt atau keju. Selain itu, bila Si Kecil
menolak sayur, seimbangkan asupan nutrisinya dengan buah-buahan. (Alodokter)
Editor: Sianturi