SALAM PAPUA (TIMIKA)- Kencing darah (bloody urine) bisa terjadi karena hal ringan, salah satunya menstruasi, tetapi juga bisa menjadi tanda masalah serius pada ginjal, saluran kemih, atau prostat. Oleh karena itu, penting untuk mengenali penyebab dan ciri-cirinya agar kondisi ini tidak terlambat ditangani.

Kencing darah dalam istilah medis disebut juga dengan hematuria. Biasanya, urine yang bercampur darah akan tampak berwarna kemerahan, merah muda, atau cokelat tua mirip teh.

Meski demikian, terkadang kencing darah bisa saja tidak terlihat secara kasat mata. Ketika darah yang keluar di urine jumlahnya hanya sedikit, darah tersebut baru dapat terdeteksi melalui analisis urine atau pemeriksaan urine di bawah mikroskop.

Beberapa Penyebab Kencing Darah

Berikut adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan kencing darah:

1. Infeksi saluran kemih

ISK merupakan penyebab kencing darah yang cukup sering terjadi. Kondisi ini timbul ketika bakteri berkembang biak di kandung kemih atau saluran kemih. Faktor risikonya antara lain penggunaan kateter urine, kebiasaan menahan kencing, aliran urine yang tidak lancar, hingga cara membersihkan area genital yang kurang tepat.

Risiko ISK juga lebih tinggi pada wanita, ibu hamil, serta orang yang aktif secara seksual. Selain kencing darah, gejalanya bisa berupa nyeri atau perih saat buang air kecil, anyang-anyangan, sering kencing, bau urine menyengat, hingga nyeri perut atau punggung bawah.

2. Gangguan ginjal

Beberapa gangguan pada ginjal, seperti infeksi ginjal, batu ginjal, glomerulonefritis, kanker ginjal, sindrom nefritik, maupun sindrom nefrotik dapat menyebabkan hematuria. Pada gagal ginjal, kencing darah lebih jarang muncul, tetapi gejala lain bisa lebih menonjol.

Selain itu, penderita dapat mengalami nyeri di punggung atau pinggang, bengkak di tubuh atau wajah, sesak napas, mual, muntah, gatal, berkurangnya nafsu makan, hingga nyeri dada.

3. Pembesaran prostat

Pada pria, kelainan prostat menjadi penyebab kencing darah yang cukup umum, terutama pada usia di atas 50 tahun. Kondisi yang dapat memicu hal ini, antara lain pembesaran prostat jinak (BPH), radang prostat (prostatitis), dan kanker prostat.

Gejala yang menyertai bisa berupa kesulitan berkemih, sering kencing terutama malam hari, serta sensasi buang air kecil yang tidak tuntas.

4. Kanker kandung kemih

Kencing darah juga bisa disebabkan oleh kanker kandung kemih. Gejalanya sering kali baru terasa jelas pada stadium lanjut, misalnya rasa nyeri saat buang air kecil dan nyeri punggung.

Faktor risikonya, antara lain kebiasaan merokok, paparan zat kimia industri tertentu, infeksi saluran kemih kronis, riwayat radioterapi, serta adanya anggota keluarga dengan riwayat kanker kandung kemih.

Kencing darah tidak selalu berbahaya, tetapi bisa menjadi tanda adanya infeksi, batu, atau gangguan lain di ginjal dan saluran kemih. Oleh karena itu, penting untuk segera memeriksakan diri bila urine tampak kemerahan, meski hanya sedikit, atau jika Anda merasakan gejala lain, seperti nyeri saat berkemih, anyang-anyangan, sering buang air kecil, atau sulit mengeluarkan urine.

Semakin cepat penyebabnya diketahui, semakin mudah penanganannya dilakukan. Jadi, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter. (Alodokter)

Editor: Sianturi