SALAM PAPUA (TIMIKA) – Tokoh Pemuda Amungme, Markus Aim,
menyoroti masih minimnya anak-anak suku Amungme dan Kamoro yang berhasil meraih
gelar Magister maupun Doktor.
Menurutnya, kondisi tersebut bukan karena kurangnya minat,
melainkan faktor ekonomi yang membuat banyak anak Amungme dan Kamoro
mengurungkan niat melanjutkan pendidikan tinggi. Karena itu, Markus mendorong
Pemerintah Kabupaten Mimika bersama YPMAK untuk menjalin kerja sama dengan
sejumlah perguruan tinggi di Indonesia, seperti UGM, Universitas Indonesia,
Universitas Airlangga, dan Kampus Merdeka Manado.
“Saat ini, anak Amungme yang bergelar Doktor hanya ada dua,
yakni Patrinus Kum dan Leonardus Tumuka. Padahal banyak yang ingin melanjutkan
pendidikan tinggi, hanya saja membutuhkan dukungan pemerintah dan YPMAK,”
ujarnya kepada Salampapua.com, Senin (8/9/2025).
Ia menjelaskan, gelar Magister (S2) merupakan jenjang
pendidikan yang fokus pada pendalaman pengetahuan praktis dan pengembangan
karier, sedangkan gelar Doktor (S3) berbasis riset mendalam untuk menghasilkan
penemuan baru.
Dengan adanya tenaga akademis bergelar Magister maupun
Doktor dari anak asli Amungme dan Kamoro, mereka dapat kembali membangun tanah
kelahiran dan mengurangi ketergantungan pada tenaga ahli dari luar daerah yang
membutuhkan biaya besar.
“APBD Mimika sangat tinggi dan dana dari PT Freeport
Indonesia ke YPMAK juga besar. Itu seharusnya bisa digunakan untuk mendorong
lahirnya kader-kader Papua yang berpendidikan tinggi. Di daerah lain di Papua,
meskipun APBD rendah dan tanpa dukungan perusahaan besar, sudah banyak yang
bergelar Magister, Doktor, bahkan Profesor,” tegas Markus.
Penulis: Acik
Editor: Sianturi