SALAM PAPUA (TIMIKA) – Tari Kecak yang dipersembahkan para
penari Sanggar Tari Bali Dwipa memeriahkan Festival Budaya Amungme-Kamoro
Bernuansa Nusantara yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata, Kebudayaan,
Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Mimika, Jumat (7/11/2025).
Pembina Sanggar Tari Bali Dwipa Timika, Ni Ketut Puriani,
menjelaskan bahwa tari kecak yang ditampilkan berjudul “Gema Dharma: Sabda Api
yang Abadi.”
Sinopsisnya, suara “cak” menggema memecah keheningan bumi,
menjadi irama semesta yang menyeru akan kekuatan dharma. Di tengah lingkaran
manusia dan kobaran api, lahir semangat suci yang menolak tunduk pada
kegelapan. Setiap gerak adalah doa, setiap nyala adalah sabda kebenaran yang
tak pernah padam.
Melalui harmoni suara dan gerak yang berpadu, “Gema Dharma:
Sabda Api yang Abadi” menuturkan kisah abadi tentang keberanian, pengorbanan,
dan kemenangan cahaya atas kegelapan.
“Pesan universalnya, bahwa kebenaran selalu menemukan
jalannya untuk bersinar,” ujar Ni Ketut Puriani.
Ia menambahkan, makna lain dari tari ini adalah ajakan bagi
seluruh masyarakat Nusantara di Timika untuk menjaga keharmonisan bersama dalam
moderasi beragama dan berbudaya. Melalui tari kecak, warga diajak untuk
membersihkan diri dari kegelapan atau hal-hal negatif agar menjadi terang.
“Tari kecak yang kami persembahkan ini juga merupakan bentuk
penghormatan warga Bali di Timika terhadap budaya lokal yang hidup di daerah
ini,” tambahnya.
Sanggar Tari Bali Dwipa didirikan pada tahun 2016 dan
diresmikan tahun 2023. Selain membina seni tari, sanggar ini juga menampung
anak-anak dari berbagai daerah, tidak terbatas pada yang berdarah Bali.
Sanggar ini juga mengembangkan berbagai karya seni lainnya,
seperti kerajinan tangan, mebel, dan kuliner.
“Sejak dibentuk, kami sudah sering tampil di berbagai event
penting Pemkab Mimika dan PT Freeport Indonesia. Yang kami tampilkan tidak
hanya tari kecak, tapi juga berbagai tarian lain dari Pulau Dewata sesuai tema
kegiatan,” jelasnya.
Penulis: Acik
Editor: Sianturi

