SALAM PAPUA (TIMIKA)- Kabupaten Merauke adalah salah
satu kabupaten di Provinsi Papua Selatan, Indonesia yang beribukota di Merauke.
Memiliki luas wilayah 46.791,63 Km2, Kabupaten Merauke merupakan salah satu
kabupaten terbesar di Indonesia serta kabupaten paling timur yang berbatasan
langsung dengan Papua New Guenia di sebelah timur serta Laut Arafura di sebelah
selatan dan barat.
Kabupaten Merauke merupakan kabupaten yang cukup maju di
wilayah Provinsi Papua Selatan. Semua barang kebutuhan sehari-hari dapat
diperoleh di Kota Merauke hingga ke kampung-kampung dengan harga yang tidak
terlalu berbeda dengan di Jawa. Kabupaten ini juga memiliki surplus yang luar
biasa pada komoditas beras, daging maupun ikan serta bahan pangan lainnya.
Menariknya, flora dan fauna yang ada di wilayah Kabupaten
Merauke memiliki kemiripan dengan flora maupun fauna yang ada di Australia
sehingga oleh naturalis Inggris Alfred Rusell Wallace disebut sebagai zona
Australasia. Beberapa fauna asli seperti Wallabi dan tikus berkantung serta
beberapa jenis burung yang ada di Kabupaten Merauke, sangat mirip dengan fauna
yang pernah kami temui di pelosok-pelosok Australia.
Ekosistem di kabupaten ini merupakan gabungan rawa dan
savana yang sangat luas dengan beberapa pohon endemis seperti Pandanus sp dan
pohon kayu putih atau Melaleuca sp membentuk hutan homogen, membuat kami merasa
seperti berada di pelosok Australia. Pohon kayu putih sendiri merupakan pohon
yang daunnya dimanfaatkan sebagai minyak kayu putih yang sangat familiar bagi
kita.
Yang sangat menarik bagi kami adalah suatu bentukan
menjulang di atas tanah yang tersusun dari tanah liat yang disebut Musamus.
Musamus banyak dijumpai di pinggir jalan trans Merauke - Sota yang merupakan
Kawasan Taman Nasional Wasur, dan tingginya dapat melebihi tinggi orang dewasa
meski dibuat oleh koloni-koloni serangga kecil.
Di Merauke juga banyak ditemui Musamus di tempat tempat
penggembalaan komunal di masing-masing kampung. Selain di Merauke, Musamus
hanya dapat ditemukan di savana-savana Australia dan Afrika yang beriklim
serupa. Musamus tertinggi yang pernah dilaporkan di Afrika memiliki tinggi 9
meter yang diperkirakan berumur lebih dari satu abad. Di tempat-tempat tertentu
sekumpulan Musamus akan nampak tersusun seperti sekumpulan kompleks candi-candi,
yang sangat sayang jika tidak diabadikan dalam memori kamera.
Musamus dibangun oleh koloni rayap dari spesies Macrotermes
yang memang senang membangun sarang berbentuk gundukan. Dalam kondisi klimat
yang panas seperti di Merauke, koloni rayap memerlukan sarang yang lebih dingin
dan lembab untuk perlindungan dan tempat pembiakan yang ideal.
Musamus memiliki lorong-lorong yang sangat banyak di balik
dindingnya yang berfungsi sebagai ventilasi dan saluran udara. Struktur
tersebut membantu mengatur kelembaban dan temperatur ruangan di dalam Musamus, menjadi
lebih konstan pada rentang 29-32° Celcius.
Musamus dipercaya dibangun selama musim hujan dengan memanfaatkan tanah liat dan material organik yang masih basah yang akan mengeras saat musim panas. Dari material organik yang digunakan sebagai materi penyusun musamus, koloni rayap menumbuhan jamur Termitomyces dalam lorong-lorong yang lembab sebagai sumber makanan koloni.
Musamus memberikan perlindungan yang sangat baik bagi koloni
rayap yang tinggal dan berkembangbiak didalamnya. Para ahli melaporkan bahwa
rumah rayap di savana-savana Afrika tidak terdampak oleh kebakaran yang sering
terjadi. Hal serupa juga ditemui di savana-savana di Kabupaten Merauke, musamus
memberikan perlindungan serupa bagi koloni rayap didalamnya dari kebakaran.
Selain itu musamus memiliki struktur yang kuat dan tidak mudah roboh meski
diinjak oleh beberapa orang sekaligus.
Di Indonesia, keberadaan musamus merupakan warisan alam yang
hanya terdapat di Kabupaten Merauke. Oleh karena itu, sangat layak jika Musamus
diabadikan menjadi lambang Kabupaten Merauke dan nama perguruan tinggi negeri
yang didirikan sejak tahun 2006 di Kabupaten Merauke yaitu Universitas Musamus
Merauke. (ditjen pertanian.pkh.co.id)
Editor: Sianturi