SALAM PAPUA (TIMIKA)- Carstensz Pyramid merupakan puncak gunung tertinggi di Indonesia. Gunung ini punya keunikan karena jadi satu-satunya tempat di Indonesia yang memiliki salju abadi. Namun, keberadaan salju tersebut kini terus menipis seiring dengan perubahan iklim yang ekstrem secara global (global warming).

Ketinggian puncak Carstensz Pyramid mencapai 4.884 meter di atas permukaan laut. Ketinggian tersebut membuat Cartensz Pyramid menjadi salah satu puncak yang paling diidam-idamkan para pendaki di seluruh dunia.

Sebab, Cartensz Pyramid masuk ke dalam daftar World Seven Summits yang merupakan sebutan untuk tujuh puncak gunung tertinggi di dunia. Tujuh puncak gunung tersebut juga tersebar di tujuh benua di dunia.

Ada beberapa keunikan tentang Cartensz Pyramid. Meski jadi yang tertinggi di Indonesia, Cartensz Pyramid bukanlah termasuk gunung berapi, dan merupakan puncak dari sebuah rangkaian pegunungan Jayawijaya di Papua.

Bukan hanya itu, Cartensz Pyramid masih punya banyak keunikan dan fakta-fakta menarik lain. Berikut beberapa fakta soal Cartensz Pyramid.

 1. Bagian Taman Nasional Lorentz

Cartensz Pyramid merupakan bagian dari Taman Nasional Lorentz, bagian tengah-selatan Papua, sebagaimana dikutip dari laman resmi KSDAE. Luas wilayah Taman Nasional Lorents sekitar 2.348.683.31 hektare (ha) dan melingkupi 10 kabupaten Papua, mulai Mimika, Paniai, Intan Jaya, Puncak, Puncak Jaya, Lanny Jaya, Jayawijaya, Yahukimo, Ndua, dan Asmat.

Kawasan ini merupakan bagian dari gradasi ekosistem dengan ketinggian antara 0-4.884 MDPL dengan puncak tertingginya ialah Carstensz. Namun, pada sisi sebelah utara Taman Nasional Lorentz, juga terbentang jajaran pegunungan tinggi lain yang membuat Kawasan ini memiliki alam yang unik dan langka.

2. Asal Usul Nama Cartensz

Puncak Cartensz Pyramid merupakan salah satu destinasi favorit pendaki lokal dan mancanegara. Namun, belum banyak yang mengeahui soal asal usul nama Cartensz Pyramid. Ada sejarah panjang sehingga puncak tertinggi ini kemudian diberi nama Cartensz Pyramid.

Cartensz Pyramid diambil dari nama pelaut asal Belanda, Jan Cartenszoon. Dia adalah orang pertama yang melaporkan keberadaan puncak-puncak yang diselimuti salju di pegunungan tropis pada 1623. Cartensz Pyramid juga punya nama local. Orang di sekitar wilayah gunung tersebut kerap menyebutnya sebagai gunung Nemangkawi Ninggok atau Puncak Panah Putih.

 3. Banyak Dinding Curam

Kawasan pegunungan di Cartensz Pyramid memiliki bentuk morfologi yang unik. Di sana ada banyak sekali dinding-dinding tebing yang curam. Ternyata, Hal itu dipengaruhi oleh peristiwa geologis berupa pertemuan lempeng Australia dan Lempeng Pasifik.

 Selain itu, di antara dinding-dinding curam itu juga terdapat cekungan-cekungan yang membentuk danau. Salah satu yang terkenal ialah Lembah Danau Tiga. Letaknya ada di perbatasan areal pertambangan PT Freeport Indonesia dan Kawasan konservasi Taman Nasional Lorentz. Cekungan tersebut juga jadi pintu masuk ke Kawasan taman nasional.

 4. Salju di Cartensz Pyramid

Salju abadi di Cartensz Pyramid terus menipis setiap tahunnya. East Northwall Firn menjadi salah satu tutupan gletser yang masih tersisa. Kawasan tersebut berada di sekitar Puncak Ngga Pulu atau Puncak Jaya.

Saat ini lapisan es tersebut terus menipis. Diprediksi lapisan es tersebut terus mencair seperti yang lebih dahulu terjadi di Puncak Trikora dan Puncak Mandala. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati bahkan mengungkap hanya ada 1 persen area es di puncak. Dari awalnya 200 kilometer persegi, sekarang tinggal 2 kilometer persegi. Kawasan es terakhir di Cartensz Pyramid diprediksi mencair sepenuhnya pada 2025.

5. Jalur Pendakian Cartensz Pyramid

Akses yang paling umum digunakan pendaki untuk menuju Cartensz Pyramid ialah lewat Ilaga dan Sugapa. Ada beberapa etape yang akan dilewati pendaki ketika mendaki melewati Sugapa. Dari Timika, pendaki akan menggunakan pesawat ke Sugapa, seperti dikutip the7summitsindonesia.

Dari Sugapa, pendaki akan melanjutkan perjalanan dengan ojek dan disambung dengan berjalan kaki ke Suagamma. Ini adalah desa terakhir sebelum pendakian. Dari sini, pendaki akan terus berjalan hingga ke Basecamp Danau-danau. Pendaki yang akan melanjutkan pendakian ke puncak biasanya memulai pada pukul 03.00 WIT dan baru sampai puncak pada pukul 09.00 WIT. (hypeabis.id)

Editor: Sianturi