SALAM
PAPUA (TIMIKA) - Puskesmas Timika Jaya, SP2, Distrik
Mimika Baru (Miru), Kabupaten Mimika, menangani 50 kasus DBD sejak Januari
hingga Maret 2024.
Surveilans Puskesmas Timika Jaya, Milseda
menjelaskan bahwa pihaknya mendata temuan kasus DBD berdasarkan kelurahan, yang
mana pada Januari terdapat 5 kasus di
Kelurahan Timika Jaya, 5 kasus di
Wanagon dan 1 kasus di Hiangaji.
"Total 11 kasus atau pasien selama
Januari dan Lost follow-up tiga
orang," ungkap Milseda, Jumat (3/5/2024).
Pada Februari, terdapat 3 kasus di Timika Jaya, 4 kasus di Wanagon, 2
kasus di Hiangaji dan 2 kasus di Ninabua. Sedangkan yang lost follow-up sebanyak 3 kasus. Pada Maret,
terdapat 15 kasus di Timika Jaya, 11
kasus di Wanagon, 0 kasus di Hiangaji dan 2 kasus di Ninabua, sedangkan yang lost follow-up sebanyak 6 kasus.
"Januari hingga Maret terdapat 50 kasus
DBD yang kami tangani," ungkap Milseda.
Disampaikan, pasien lost follow-up merupakan
pasien yang sengaja menghindari diri dari pantauan atau pengawasan tim medis.
"Pasien lost follow-up ini tidak mau
diangkat kalau petugas kami telepon, atau selalu di luar jangkauan sehingga
tidak terawasi," katanya.
Upaya yang dilakukan guna menekan angka kasus
DBD ialah, langsung melaksanakan survei
lingkungan dan melakukan fogging. Namun, upaya tersebut menjadi tidak efektif
tanpa adanya kesadaran dari masyarakat.
"Fogging dilakukan setiap adanya kasus,
tapi tidak akan efektif kalau masyarakat tidak mendukung dengan cara menjaga kebersihan
lingkungan," katanya.
Lebih lanjut disampaikan, bahwa khusus malaria
pada Januari terdapat 350 kasus, yaitu di Kelurahan Timika Jaya sebanyak 108 kasus, Wanagon 119 kasus dan Hiangaji 28 kasus dan Kelurahan
Ninabua 22 kasus, sedangkan luar wilayah sebanyak 83 kasus.
Bulan Februari sebanyak 464 kasus. Di
Kelurahan Timika Jaya sebanyak 142 kasus, Wanagon 157 kasus, Hiangaji 33 kasus, Ninabua 50 kasus dan luar
wilayah sebanyak 82 kasus. Bulan Maret sebanyak 566 kasus, yaitu terdapat 173 kasus di kelurahan Timika Jaya,
168 kasus di Wanagon, 80 kasus di Hiangaji, 55 kasus di Ninabua dan luar wilayah 90 kasus.
"Penanganan malaria kurang lebih sama
dengan penanganan DBD, yaitu dengan pengawasan rutin dan kontrol minum
obatnya," tutup Milseda.
Penulis: Acik
Editor: Sianturi