SALAMPAPUA (TIMIKA)- Papua adalah daerah yang dikenal dengan keindahan alam, kekayaan alam, dan tradisinya. Daftar suku Papuan ada 5, dimana setiap suku memiliki keunikan masing-masing dan masih memegang teguh tradisi leluhurnya.

Di sana, terdapat beragam suku bangsa yang telah hidup secara turun temurun, mempertahankan tradisi dan budaya mereka dengan bangga. Orang-orang Papua juga terus berusaha untuk mempertahankan warisan tersebut di tengah arus modernisasi.

Papua adalah salah satu provinsi yang terletak di bagian timur Indonesia. Papua kaya akan sumber daya alam, termasuk emas, tembaga, gas alam, dan hasil hutan. Papua memiliki destinasi wisata yang indah dan menarik. Pesona alamnya yang ada di pulau ini masih asri dan memiliki pemandangan yang memukau. Tidak heran, banyak wisatawan lokal hingga mancanegara datang.

Selain menikmati pemandangannya yang begitu indah, wisatawan juga bisa lebih mengenal suku-suku yang ada di Papua. Berikut adalah daftar suku Papua lengkap dengan keunikannya.

1. Suku Asmat

Dikutip dari buku Suku Asmat karya Abdul Muti (2023: 1), suku Asmat merupakan salah satu suku yang ada di Papua dan yang terbesar. Suku Asmat meyakini bahwa mereka adalah keturunan dewa. Nama dewa itu adalah Fumeripitsy yang menandatangani tanah Papua.

Suku Asmat juga terkenal dengan tarian Tobe yang khas. Suku Asmat terbagi menjadi dua kelompok, yaitu masyarakat yang tinggal di daerah pesisir dan masyarakat yang tinggal di wilayah pedalaman hutan.

Salah satu ciri khas yang paling terkenal dari suku Asmat adalah seni ukir kayu mereka. Mereka membuat patung-patung kayu yang rumit dan indah, sering kali menggambarkan tokoh-tokoh mitologis, hewan-hewan, atau tokoh-tokoh penting dalam kehidupan sehari-hari.

Selain seni ukir, suku Asmat juga memiliki tradisi yang kaya dalam pemujaan arwah leluhur mereka. Mereka percaya bahwa arwah leluhur mereka memiliki pengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari dan kesejahteraan komunitas mereka.

Ritual-ritual yang dilakukan untuk menghormati arwah ini meliputi pesta perayaan, tarian tradisional, dan pembuatan patung-patung arwah. Ada beberapa upacara adat yang dilakukan seperti upacara Mbismbu, upacara Tysimbu, dan upacara Yentpokmbu.

Orang-orang Asmat mempunyai ciri fisik tubuh yang tergolong tinggi, bahkan untuk ukuran tubuh orang Indonesia pada umumnya. Para perempuan di sana rata-rata mempunyai tinggi badan 162 cm, sedangkan untuk laki-laki tingginya sekitar 172 cm.

Meskipun beberapa aspek dari kehidupan suku Asmat telah berubah seiring dengan modernisasi dan kontak dengan dunia luar, banyak dari mereka masih mempertahankan tradisi dan kepercayaan mereka dengan bangga.

2. Suku Dani

Suku yang mendiami wilayah pegunungan tengah Papua ini juga menjadi suku terbesar di sana. Suku Dani memiliki kepercayaan animisme dengan sistem kekerabatan patrilineal.

Bahasa utama yang digunakan suku Dani adalah Bahasa Melanesia dan Pasifik Barat yang terbagi menjadi dua dialek, dialek Dani Barat (Bahasa Lanny) dan dialek Dani Lembah Besar (Dani Baliem).

Suku Dani masih mendiami rumah-rumah adat yang bernama Honai. Dikenal akan keunikannya, yaitu masyarakatnya yang tinggal di sebuah rumah-rumah pohon. Selain itu, suku Dani juga memiliki keunikan lainnya, seperti tradisi potong jari. Tradisi ini bertujuan sebagai wujud kesedihan masyarakat suku Dani saat ada anggota keluarga yang meninggal.

Kesedihan berakhir ketika jari yang terpotong sudah sembuh dan tidak terasa sakit lagi. Tradisi ini juga masih dilestarikan hingga saat ini. Pemotongan jari juga diartikan sebagai makna simbolis yang dalam dalam upaya untuk mencegah kejadian buruk atau tragedi yang dapat merenggut nyawa di keluarga mereka.

3. Suku Arfak

Suku Arfak adalah orang-orang yang tinggal di Pegunungan Arfak yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Papua Barat. Mereka memiliki sejumlah keunikan yang membedakannya dari suku-suku lain di Papua.

Suku Arfak memiliki warisan budaya yang kaya dan unik. Mereka memiliki sistem sosial dan kepercayaan tradisional yang kuat, yang tercermin dalam upacara adat, tarian, musik, dan seni ukir tradisional mereka.

Salah satu keunikan suku Arfak adalah seni ukir dan anyaman mereka yang indah. Mereka terampil dalam membuat berbagai macam barang-barang seni dan kerajinan tangan, seperti ukiran kayu, anyaman tikar, dan pembuatan alat-alat rumah tangga tradisional.

Selain itu, Suku Arfak juga memiliki keterampilan berburu yang luar biasa. Keterampilan ini menjadi warisan penting dalam budaya mereka.

Sistem kekerabatan Suku Arfak adalah matrilineal, yang berarti garis keturunan dan warisan diturunkan melalui ibu. Suku Arfak memiliki struktur sosial yang terorganisir dengan baik, didasarkan pada sistem kekerabatan dan hierarki yang jelas.

Mereka sering hidup dalam kelompok-kelompok kecil yang saling terkait, dan memiliki tradisi saling bantu yang kuat dalam hal seperti berburu, dan kegiatan sehari-hari lainnya.

Untuk bahasa yang digunakan adalah bahasa Trans-Nugini. Bahasa ini merupakan kelompok bahasa pribumi yang beragam di Papua Barat.

4. Suku Amungme

Suku Amungme juga disebut dengan orang Amui atau Hamung. Suku ini hidup di daerah bagian barat Pegunungan Jayawijaya, di sebelah barat wilayah orang Dani Barat, di sebelah timur wilayah orang Ekagi.

Suku Amungme memiliki kebudayaan tradisional yang kaya dan unik. Mereka memiliki bahasa, tradisi, dan kepercayaan sendiri yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Salah satu keunikan suku Amungme adalah kemahiran mereka dalam penggunaan logam, terutama emas dan tembaga. Mereka telah mengembangkan teknik penambangan dan pengolahan logam sejak zaman kuno.

Tradisi penambangan emas dan tembaga ini telah menjadi bagian penting dari kehidupan dan kebudayaan mereka selama berabad-abad.

Suku Amungme memiliki 3.500 populasi dan menggunakan Bahasa daerah yang bernama Uhunduni. Bahasa Uhunduni ini memiliki banyak dialek, salah satunya adalah Amung, Damal, dan Enggipilu.

5. Suku Korowai

Suku Korowai adalah salah satu suku di Pulau Papua yang selalu berpindah tempat tinggal. Masyarakatnya juga mendirikan rumah di atas tanah. Mereka akan membangun rumah pohon dengan ketinggan hingga 50 meter dari permukaan.

Kelompok masyarakat dari Suku Korowai ini tinggal di sekitar rawa, hutan mangrove, dan juga lahan basah. Suku yang satu ini dikenal sebagai salah satu suku kanibal Papua.

Suku Korowai adalah pemburu dan pengumpul makanan. Suku ini akan mengumpulkan berbagai macam hasil hutan sebagai sumber makanan utama. Berburu hewan seperti babi hutan, burung, dan kera hutan juga merupakan tradisi mereka.

Suku Korowai memiliki beberapa upacara adat seperti upacara panen, pernikahan, dan pemujaan roh-roh leluhur diadakan dengan khidmat. Selain itu, mereka juga memiliki tradisi menari dan bernyanyi sebagai bentuk penghormatan kepada alam dan roh-roh.

6. Suku Muyu

Suku Muyu adalah suku yang mendiami wilayah Kabupaten Boven Digoel di Provinsi Papua. Nenek moyangnya tinggal dekat Sungai Muyu, Merauke. Mereka memiliki budaya, bahasa, dan tradisi mereka sendiri yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Orang Muyu hidup dengan berburu, memelihara babi dan berkebun.

Suku Muyu percaya adanya kekuatan mistis paling tinggi yang menciptakan hewan, tanaman, dan sungai-sungai. Mereka juga percaya bahwa arwah orang mati masih mengadakan kontak dengan orang yang masih hidup.

7. Suku Bauzi

Suku Bauzi merupakan salah satu suku terasing yang tinggal di tepi Sungai Memberamo Raya. Sungai Memberamo ini merupakan sungai terpanjang dan terlebar yang ada di Pulau Papua.

Suku Bauzi hanya berbicara dalam bahasa Bauzi. Selain itu suku Bauzi menjalani gaya hidup tradisional yang tergantung pada sumber daya alam sekitar. Mereka mengandalkan pertanian, berburu, dan pengumpulan makanan dari hutan sebagai sumber utama kehidupan mereka.

8. Suku Biak

Suku Biak, yang kini menjadi salah satu kelompok etnis terbesar di Papua yang mendiami wilayah utara Teluk Cenderawasih. Mereka memiliki tradisi musik dan tarian yang kaya serta terkenal dengan upacara adat dan festival budaya mereka.

Keunikan suku Biak adalah pantai-pantainya yang indah. Biak mempunyai pantai-pantai yang sangat eksotis, dengan keagamaan sosial budaya masyarakat yang sangat menarik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.

9. Suku Yali

Suku Yali adalah kelompok etnis yang mendiami Provinsi Papua Pegunungan. Suku Yali membentuk kampung-kampung kecil yang tersebar di daerah pegunungan tengah di sekitar lembah Baliem.

Salah satu keunikan suku Yali adalah praktik pemburu kepala yang pernah menjadi bagian dari tradisi mereka. Meskipun praktik ini sudah jarang terjadi atau bahkan sudah tidak ada lagi, namun pemburu kepala merupakan bagian penting dari sejarah dan budaya suku Yali.

10. Suku Sawi

Suku Sawi merupakan suatu suku mengembara sampai dengan awal tahun 1960-an yang masih hidup dalam keadaan sederhana, bertempat-tinggal pada sembilan belas kampung sepanjang beberapa sungai dan anak sungai di belakang Pirimapun, Kabupaten Asmat bagian selatan.

Itu beberapa daftar suku Papua dengen keunikannya. Setiap suku memiliki warisan budaya dan tradisi yang kaya serta berkontribusi pada keberagaman yang memperkaya Papua. (kabarharian)

Editor: Sianturi