SALAM PAPUA (TIMIKA) - Puluhan Mama Papua yang berjualan hasil kebun di Pasar SP 2 menuntut agar DPRD dan Pemkab Mimika, secepatnya membuat Peraturan Daerah (Perda) perlindungan pangan lokal.  Mama-mama Papua, yang didukung solidaritas Mahasiswa dan Masyarakat Timika (SOMAMA-TI) ini merasa hak jual pangan lokal direbut oleh pedagang luar.

Mama Papua, Naumi Tsolme menyebutkan, bahwa sejarah perampasan hak jual makin tinggi dari tahun ke tahun. Melihat kondisi ini, 2018 lalu mama-mama Papua sempat mengadakan aksi agar Pemda dan DPRD membuat Perda Perlindungan Pangan Lokal, akan tetapi tidak direspon positif.

"Perampasan hak jual itu pun makin lama makin tinggi. Dengan tidak adanya perda yang mengatur surat izin usaha (SIU) sehingga para pedagang pendatang makin berkuasa atas hak OAP, dengan menjual hak OAP yang sebenarnya bukan milik mereka, karena mereka sudah jual barang impor," tegasnya saat konferensi pers di Pasar SP 2, Kelurahan Timika Jaya, Selasa (10/9/2024).

Naumi mengatakan, beberapa pangan lokal yang sejak lama ikut dijual oleh pedagang pendatang ialah pinang, sagu, daun gatal, umbi-umbian, serta jenis lainnya yang merupakan hasil kebun ataupun hasil hutan di atas tanah Papua.

"Kami tidak pernah demo karena harga sembako mahal, tapi kenapa harga hasil kebun kami ditekan, ditambah lagi banyak pedagang pendatang yang rame-rame jual pinang, sagu dan yang lainnya. Kami mau dapat apa, sementara kami juga butuh biaya hidup," ujarnya.

Adapun pernyataan sikap yang disampaikan melalui perwakilan Mahasiswa atas nama Yoki Sondegau. Yang pertama, Pemda diminta segera merancang dan menetapkan Perda dalam hal melindungi ekonomi lokal Papua.

Pemda segera membangun pasar tradisional. Pemda segera berikan tranportasi umum di setiap pasar.  Tolak pengusaha di bidang ekonomi lokal Papua. Pemda segera bangun koperasi mama-mama pasar Papua. Pemda segera memberikan pelatihan-pelatihan khusus kepada mama-mama Papua di pasar-pasar. Pemda segera pertemukan kami dengan dinas-dinas terkait.

"Jika 7 poin diatas tidak direspon maka kami siap memobilisasi massa lebih besar dan melakukan aksi di DPRD," kata Yoki.

Penulis: Acik

Editor: Sianturi