SALAM PAPUA (TIMIKA) - Cerita lama tentang derita masyarakat Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, yang diduga menjadi korban bisnis gelap untuk memperkaya oknum-oknum tertentu.

Cerita lama dimaksud adalah tentang sulitnya masyarakat di jantung gunung emas mendapatkan layanan transportasi bersubsidi sehingga rela membayar mobil khusus dengan biaya per-kepala sangat mahal, bila hendak datang ke kota Timika.

Sejak lama, cerita dari mulut ke mulut kerap terdengar, namun saat ini, tepatnya Senin (8/9/2025), masyarakat Mimika dikejutkan dengan beredarnya video yang memperlihatkan seorang pria (diduga sopir) sedang meminta bayaran dari dua orang perempuan (mama-mama) dari Kampung Waa Banti, masing-masing membayar Rp 2 juta.

Video berdurasi 45 menit yang dikirim ke redaksi salampapua.com ini menunjukan mahalnya biaya mobil tersebut bukan cerita belaka. Seorang pria yang diam-diam merekam transaksi antara sang sopir dengan dua mama ini menunjukkan bahwa masyarakat Banti sangatlah menderita.

"Ini saat mama-mama bayar sewa mobil per-kepala kepada orang suruhan aparat. Mobil ini milik PT Freeport Indonesia yang dipakai untuk operasional aparat tapi dipakai untuk bisnis antar dan jemput masyarakat yang hendak pergi ke Timika. Per-kepala dikenai biaya Rp 2 juta," ujar sang perekam video.

Tampak dalam video tersebut, dua orang mama asal Waa Banti langsung dipersilakan masuk ke dalam mobil putih setelah serah terima uang.

Diketahui mobil tersebut berkapasitas 6 hingga 8 orang termasuk pengemudi dan pengawal. Sehingga diperkirakan penumpang yang harus membayar Rp 2 juta sebanyak 6 orang.

Kapolres Mimika, AKBP Billyandha Hildiario Budiman saat dikonfirmasi terkait video yang kini viral tersebut mengungkapkan bahwa dirinya akan segera melakukan pengecekan ke Polsek Tembagapura dan akan ditindaklanjuti.

"Terimakasih infonya, segera saya cek dan tindaklanjuti," pungkas AKBP Billyandha.

Penulis: Acik

Editor: Jimmy