SALAM PAPUA (TIMIKA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika melalui Dinas Kesehatan memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia tahun 2023 yang dilaksanakan di hotel Horison Ultima Timika, jalan Hasanuddin, Selasa (11/4/2023).

Kepala Seksi Penyakit Menular Dinas Kesehatan Mimika Kamaludin mengatakan, di Kabupaten Mimika sendiri masih sangat banyak penyakit menular TBC dan berbagai variasi.

"Program TBC ada tujuan dengan eliminasi di tahun 2030, maka selama 6 tahun ke depan angka TBC harus menjadi 65 per 100 ribu penduduk dan angka kematian 6 per 100 ribu penduduk, atau Timika bebas TBC," katanya.

Dia mengungkapkan, angka TBC di Mimika saat ini dua kali lipat dari angka nasional, dimana angka kejadian TBC di Mimika sebesar 700 per 100 ribu penduduk.

"Dan ini akan kita turunkan menjadi 65 per 100 ribu penduduk. Ini adalah pekerjaan yang sangat berat. Dan pada tahun 2022 (Dinas Kesehatan Mimika) telah berhasil melakukan pemeriksaan TBC kepada 12 ribu orang dan merupakan pencapaian pemeriksaan orang tertinggi sepanjang tahun 2014 sampai 2022," jelasnya.

Sementara itu, Pj Sekda Mimika Petrus Yumte dalam sambutan Plt Bupati Mimika Johannes Rettob, mengatakan bahwa TBC bukan hanya merupakan tanggung jawab sektor kesehatan saja tetapi juga menjadi tanggung jawab semua sektor dan setiap individu.

"Untuk itu dengan momentum peringatan hari TB sedunia diharapkan benar-benar akan mendorong dan meningkatkan peran serta dan dukungan masyarakat dalam program penanggulangan TBC. Seluruh lapisan masyarakat, segenap  jajaran lintas-sektor serta semua pemangku kepentingan diharapkan mendukung program penanggulangan TBC dan menempatkan TBC sebagai masalah yang harus diselesaikan bersama," ujarnya.

Kabupaten Mimika merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Papua Tengah dengan beban TBC yang tertinggi, hal ini mengindikasikan bahwa penyakit TBC memang telah berkembang di masyarakat, hampir di semua fasilitas kesehatan yang terdapat di perkotaan maupun di distrik dan kampung, baik secara pasif maupun aktif telah ditemukan penyakit ini.

"Angka keberhasilan pengobatan kita baru mencapai 76% dan belum mencapai angka yang diharapkan yakni 90%. Angka putus pengobatan juga masih tinggi. Hal tersebut menunjukan kepada kita bahwa program penanggulangan TBC di Kabupaten Mimika masih perlu mendapat dukungan dari semua pihak," ungkapnya.

Menurutnya, ada beberapa hal yang masih perlu dilakukan untuk meningkatkan pelayanan TBC serta mempercepat eliminasi TBC di Mimika yakni perlunya komitmen pelaksana pelayanan, pengambil kebijakan, dan pendanaan untuk operasional, bahan serta sarana prasarana.

"Selain itu juga pentingnya keterlibatan lintas program dan lintas sektor dalam penanggulangan TBC dan memastikan masyarakat dapat mengakses layanan TBC khususnya di daerah terpencil, lokasi permukiman padat seperti asrama, barak dan lapas/rutan, tersedianya tenaga terlatih serta menerapkan layanan TBC dengan strategi dots, dilakukan pemantauan pengobatan serta dilakukan pencatatan dan pelaporan. Melakukan intervensi terhadap faktor kesehatan lain yang bisa berpengaruh terhadap risiko terjadinya TBC secara signifikan seperti HIV, gizi buruk, diabetes mellitus, merokok, serta semua keadaan yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuh," tuturnya.

Diimbau kepada seluruh lapisan masyarakat, sektor terkait dan kalangan swasta serta dunia usaha dan yang paling penting adalah pemerintah kampung agar dapat berpartisipasi untuk bersama-sama membentuk dan membiayai kader TBC kampung yang dapat digerakkan sebagai pendamping minum obat agar menekan terjadinya putus minum obat.

"Jajaran fasilitas pelayanan kesehatan swasta sangat diharapkan melakukan penemuan dan pengobatan pasien TBC sesuai standar dan menyampaikan notifikasi kepada Dinas Kesehatan. Peran pelayanan kesehatan swasta sangat penting dalam meningkatkan jangkauan atau akses masyarakat pada pelayanan pengendalian TBC. Selain itu, pengobatan TB yang standar juga sangat penting," tutupnya.

Wartawan: Evita

Editor: Jimmy