SALAM PAPUA (TIMIKA) - Layanan terhadap masyarakat di
Puskesmas Limau Asri, SP 5, Distrik Iwaka lumpuh total sejak pukul 08.30 WIT
hingga sore hari, Senin (27/5/2024).
Layanan Puskesmas yang beralamat di Jalur 2, Kampung Limau
Asri ini lumpuh setelah pintu masuk utama dipalang menggunakan meja dan tong
sampah oleh Plt Kepala Puskesmas (Kapus), Marince Elastotagam.
Marince menuturkan, aksi tersebut ia lakukan karena merasa
tidak dihargai. Dirinya yang menjabat selaku Plt Kapus Limau Asri sejak 7
Februari 2024, tiba-tiba diganti oleh pejabat lain tanpa adanya pemberitahuan
ataupun surat pemberhentian.
"Saya merasa tidak dihargai, tidak apa-apa ada pejabat
lain yang gantikan saya, tetapi harusnya ada pemberitahuan. Apa salahnya
diberitahu, bahwa saya diganti oleh pejabat lain, biar saya juga pamit
baik-baik dan kembali jalani jabatan saya sebagai KTU di Puskesmas Timika Jaya,
SP 2," ungkapnya saat ditemui Salampapua.com di komplek Puskesmas Limau
Asri sekira pukul 15.02 WIT.
Anak Asli Papua (OAP) ini mengaku, jadi Plt Kapus Limau Asri
berdasarkan nota tugas dari Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika, Reynold
Rizal Ubra sehingga jabatan itupun berakhir berdasarkan surat pemberitahuan
pemberhentian tugas.
"Saya menjabat sebagai KTU di Puskesmas Timika Jaya SP 2,
kemudian dari Dinkes ditunjuk untuk menjabat sebagai Plt sementara menggantikan
Kapus defenitif. Lalu kenapa tiba-tiba datang Plt lain tanpa adanya komunikasi
dengan saya. Memang bisa ada dua Plt Kapus?," ujarnya.
Ia menuturkan, bahwa sebagai PNS dirinya siap ditempatkan
dimana saja, asalkan sesuai aturan dan memiliki SK. Dengan demikian, pergantian
antara Plt juga mestinya melalui prosedur berupa surat pengangkatan dan surat
pemberhentian.
"Tapi kenapa kemarin tiba-tiba muncul Plt baru lagi,
sedangkan saya belum terima surat pemberitahuan bahwa saya berhenti. Sama
sekali tidak diberitahu secara lisan maupun tulisan. Itu berarti mereka sama
sekali tidak menghargai saya," katanya.
Ia pun berkomitmen untuk tidak membuka palang pada pintu
Puskesmas Limau Asri hingga adanya penyelesaian dari Dinkes Mimika. Hal ini
juga sebagai pesan bahwa anak OAP harus dihargai.
"Saya OAP yang bertanggungjawab menjalankan tugas.
Ingat Otsus masih ada di tanah Papua," tegasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa sebelum melakukan aksi
pemalangan, dirinya telah memberitahukan kepada kepala distrik dan kepala kampung.
"Saya mohon maaf, karena untuk sementara bagi
masyarakat yang sakit diantar ke Puskesmas SP 9 atau ke SP 2," jelasnya.
Penulis: Acik
Editor: Sianturi