SALAM PAPUA (TIMIKA) - Bupati Kabupaten Mimika Johannes Rettob mengatakan, saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), menunggu obat fogging. Dan selanjutnya Dinkes melakukan fogging di semua rumah warga, terutama wilayah yang tinggi angka penularan Malaria dan Demam Berdarah Dengue (DBD).

“Kami sementara menunggu obat fogging. Kalau sudah datang, kita siap lakukan penyemprotan. Pokoknya semua rumah akan mendapat giliran untuk disemprot fogging,” ujar Bupati, Sabtu (6/7/2024).

Menurut Bupati fogging harus dilakukan, karena angka penularan Malaria juga DBD sudah di atas 30 persen. Ia kuatir, intensitas hujan yang cukup tinggi akhir-akhir ini, akan memicu angka malaria semakin tinggi, sehingga antisipasi ini harus dilakukan.

“Karena kendala yang dihadapi pemerintah ialah pasien yang kurang patuh dalam meminum obat. Kadang pasien merasa sudah sembuh, akhirnya tidak lagi meminum obat, akibatnya malarianya kambuh lagi,” ungkapnya.

Hal semacam ini sudah sering disosialisasikan oleh Dinkes melalui Puskemas (PKM) terkait tuntas minum obat, tetapi selalu saja diabaikan pasien.

“Kalau ada yang merasa kurang enak badan, segera periksa kedokter. Bila terkena malaria, harus patuh minum obat. Dan ingat, jaga kesehatan juga jaga lingkungan agar tetap bersih,” pesannya.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi

SALAM PAPUA (TIMIKA) - Bupati Kabupaten Mimika Johannes Rettob mengatakan, saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), menunggu obat fogging. Dan selanjutnya Dinkes melakukan fogging di semua rumah warga, terutama wilayah yang tinggi angka penularan Malaria dan Demam Berdarah Dengue (DBD).

“Kami sementara menunggu obat fogging. Kalau sudah datang, kita siap lakukan penyemprotan. Pokoknya semua rumah akan mendapat giliran untuk disemprot fogging,” ujar Bupati, Sabtu (6/7/2024).

Menurut Bupati fogging harus dilakukan, karena angka penularan Malaria juga DBD sudah di atas 30 persen. Ia kuatir, intensitas hujan yang cukup tinggi akhir-akhir ini, akan memicu angka malaria semakin tinggi, sehingga antisipasi ini harus dilakukan.

“Karena kendala yang dihadapi pemerintah ialah pasien yang kurang patuh dalam meminum obat. Kadang pasien merasa sudah sembuh, akhirnya tidak lagi meminum obat, akibatnya malarianya kambuh lagi,” ungkapnya.

Hal semacam ini sudah sering disosialisasikan oleh Dinkes melalui Puskemas (PKM) terkait tuntas minum obat, tetapi selalu saja diabaikan pasien.

“Kalau ada yang merasa kurang enak badan, segera periksa kedokter. Bila terkena malaria, harus patuh minum obat. Dan ingat, jaga kesehatan juga jaga lingkungan agar tetap bersih,” pesannya.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi