SALAM PAPUA (TIMIKA) - Pasangan calon Bupati dan
Wakil Bupati Mimika nomor urut 1 Johannes Rettob-Emanuel Kemong (JOEL),
menghadiri acara Mimika Bersholawat dan Doa Bersama untuk Pilkada yang Aman dan
Damai.
Acara yang dilaksanakan oleh Forum Komunikasi Mubaligh, Imam
dan Guru Ngaji (FKMIGN) Mimika ini digelar di Lapangan eks Pasar Lama Timika,
Kamis (21/11/2024) malam. Acara yang dihadiri para tokoh muslim Mimika, Majelis
Taklim se-Mimika dan ratusan umat Islam dimeriahkan oleh Majelis Sholawat
Sukorejo Al Baddar Mimika.
Ketua Panitia pelaksana kegiatan, H Mohammad Darwis, dalam
sambutannya mengatakan tujuan utama dari acara ini adalah untuk bersholawat dan
memanjatkan doa kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk dan ridhonya, sehingga
Pilkada di Kabupaten Mimika berlangsung dengan aman dan damai.
"Kita yang ada di sini kita menginginkan kedamai,
persatuan dan persaudaran. Kita ini telah diikat dengan satu simbol yang kokoh
yakni Eme Neme Yauware yang berarti Bersatu Bersaudara Membangun Mimika"
ujarnya pada rilis yang diterima salampapua.com, Jumat (22/11/2024).
Selain itu lanjutnya, sholawat dan doa dalam acara ini juga
bertujuan agar Pilkada 2024 dapat melahirkan pemimpin, yang menjadi pelayan
bagi seluruh masyarakat Mimika yang sangat heterogen.
"Pemilihan ini bukan pemilihaan kelompok, bukan
pemilihan suku, ras apalagi pemilihan agama. Pemilihan ini untuk memilih
pemimpin Kabupaten Mimika yang dapat mengayomi semua suku, ras, kelompok dan
agama" tegas H Darwis.
Sementara itu Pimpinan Majelis Arrahmah Papua, Habib Helmi
Bin Khalid Al Khaff dalam tausiahnya mengatakan, manusia harus cerdas serta
memiliki filter yang baik dalam pandangannya, pendengarannya dan
perkumpulannya.
Sehingga dengan filter yang baik tersebut diharapkan setiap
individu dapat menyaring semua hal dan hanya hal yang baik diterima.
"Harus disaring dengan baik sehingga dengan melihat hal
yang baik, tidak dilihat dan dinilai dengan pandangan yang buruk," kata
Habib Helmi.
Ia menekankan perbedaan dalam lingkungan masyarakat tidak
menjadi alasan dan hendaknya tidak dijadikan alasan untuk orang bermusuhan.
"Tidak akan kita mencapai kedamaian, tidak akan kita
menjunjung tinggi arti toleransi kalau tidak bisa menerima perbedaan dan
menghormati perbedaan. Bukan mencampur adukan perbedaan dan membawa perbedaan
menjadi sarana dan tujuan keinginan pribadi kita," kata Habib Helmi.
Dirinya mengajak kepada seluruh jemaah yang hadir pada acara
tersebut berjanji pada dirinya masing-masing untuk tetap menjunjung tinggi dan
menghormati perbedaan. Sehingga, ke depan Mimika bisa menjadi contoh untuk
dunia dan Indonesia bagaimana masyarakatnya menghargai perbedaan dan menjujung
tinggi semangat toleransi. Dirinya juga mengajak kepada seluruh umat Islam agar
dalam hidupnya tetap berpegang teguh dan berpedoman pada Al-Qur'an.
"Karena orang yang berpegang teguh pada Al-Qur'an tidak
akan merendahkan siapapun walaupun berbeda dari ujung rambut sampai ujung
kaki," ujarnya.
Kepada seluruh warga Mimika, Habib Helmi juga berharap
mendukung pelaksanaan Pilkada 2024 berjalan aman dan damai.
"Kepada yang hadir pada malam hari ini dan yang belum
sempat hadir, kita semua harus menjadikan Pilakda Mimika aman dan damai. Timika
mudah-mudahan menjadi cahaya untuk Indonesia, kita akan buktikan Pilkada 2024
Mimika akan berjalan dengan damai dan tidak ada konflik," ajak Habib
Helmi.
Ada hal menarik yang terjadi seusai acara Mimika Bersholawat
dan Doa Bersama untuk Pilkada yang Aman dan Damai, pada Kamis malam tadi. Di mana
saat calon Bupati Mimika Nomor Urut 1, Johannes Rettob melayani permintaan foto
dari warga yang hadir, serta berbincang dengan sejumlah tokoh muslim yang hadir
di depan panggung acara secara tiba-tiba dihadiahi selempang.
Luar biasanya, sosok yang mengalungi Johannes Rettob dengan
hadiah berupa selempang berwarna hijau adalah Pimpinan Majelis Arrahmah Papua, Habib
Helmi Bin Khalid Al Khaff, yang sebelumnya membawakan tausiyah dalam acara
tersebut.
Mendapat hadiah tersebut, nampak raut bahagia terpancar dari
wajah Johannes Rettob, dan keduanya kemudian berbincang akrab serta tidak
terlihat sekat meski berbeda secara keyakinan. Menanggapi hadiah selempang yang
diberikan kepada dirinya, Johannes Rettob mengungkapkan hal itu mungkin biasa
bagi orang lain.
Tetapi bagi dirinya, hadiah tersebut memiliki makna bahwa
jika dirinya dikehendaki untuk menjadi Bupati Mimika, harus mampu menjadi
pemimpin bagi seluruh warga Kabupaten Mimika tanpa melihat latar belakang
kelompok, ras, suku dan agamanya.
"Apa yang disampaikan oleh Habib Helmi dalam
tausiyahnya tadi jelas-jelas memberikan pengetahuan kepada kami, agar menjadi
pemimpin yang menjunjung tinggi nilai-nilai perbedaan dan toleransi.
Mudah-mudahan, kami bisa mengemban amanah menjadi pemimpin bagi seluruh warga
jika terpilih nanti," tutupnya.
Penulis: Evita
Editor: Sianturi