SALAM PAPUA (NABIRE) – Gubernur Papua Tengah Meki Fritz Nawipa secara resmi melantik Bupati dan Wakil Bupati periode 2025-2030 untuk Kabupaten Puncak (Elvis Tabuni-Naftali Akawal) dan Kabupaten Mimika (Johannes Rettob-Emanuel Kemong), yang digelar di ballroom kantor Gubernur Papua Tengah sementara di Bandar Udara Lama Nabire, Selasa pagi (25/3/2025).

Pelantikan 2 kepala daerah ini dilakukan berdasarkan SK Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 100.2.1.3-1997 Tahun 2025 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Menteri Dalam Negeri 100.2.1.3-221 Tahun 2025 tentang Pengesahan Pengangkatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada Kabupaten dan Kota Hasil Pemilihan Kepala Daerah Serentak Tahun 2024 masa jabatan tahun 2025-2030.

Gubernur Papua Tengah, Meki Fritz Nawipa dalam sambutannya mengatakan bahwa pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Puncak dan Kabupaten Mimika merupakan momentum pengesahan sebagai pemimpin daerah yang telah meraih kemenangan dari suara rakyat sebagai tanda kepastian politik di daerah masing-masing, dan selanjutnya rakyat menanti darma baktinya.

Mengutip sambutan Presiden Prabowo Subianto pada pelantikan Kepala Daerah secara serentak pada 20 Februari 2025 lalu, Meki menegaskan bahwa Kepala Daerah dipilih sebagai pelayan dan abdi rakyat. Harus membela kepentingan rakyat, menjaga kepentingan rakyat, dan berjuang untuk perbaikan hidup masyarakat.

Secara khusus, Meki juga berpesan agar Kepala Daerah di Provinsi Papua Tengah perlu memfokuskan program kerjanya pada 9 faktor penting untuk lima tahun ke depan.

Pertama, penghormatan terhadap kearifan lokal, dimana dalam setiap kebijakan, perlu menghormati adat-istiadat dan nilai-nilai masyarakat setempat. Libatkan tokoh adat dan pemuka masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.

Kedua, peningkatan kualitas pendidikan, yang perlu memprioritaskan pembangunan sekolah, program pendidikan dan pelatihan keterampilan terutama di daerah terpencil, agar generasi muda Papua Tengah memiliki akses pendidikan yang lebih baik.

Ketiga, pembangunan infrastruktur dasar, yang berfokus kepada pembangunan jalan, jembatan, fasilitas kesehatan dan sarana komunikasi untuk meningkatkan konektivitas dan kesejahteraan masyarakat.

Keempat, pemberdayaan ekonomi, yang mendukung usaha lokal seperti pertanian, perikanan dan kerajinan tangan agar masyarakat lebih mandiri secara ekonomi.

Kelima, peningkatan layanan kesehatan, dengan memastikan fasilitas kesehatan tersedia di setiap wilayah dengan tenaga medis yang cukup dan berkualitas.

Keenam, keberlanjutan dan pelestarian alam, dengan menjaga keanekaragaman hayati Papua Tengah dengan menerapkan kebijakan pembangunan yang ramah lingkungan.

Ketujuh, transparansi dan akuntabilitas, dengan memastikan setiap kebijakan dan pengelolaan anggaran daerah yang dilakukan secara transparan untuk membangun kepercayaan masyarakat. No Corruption (tidak ada korupsi)...!

Kedelapan, penanganan konflik secara bijak, dengan menggunakan pendekatan dialog dan damai untuk menyelesaikan konflik, serta menjaga stabilitas keamanan di daerah.

Dan kesembilan, komitmen terhadap Otonomi Khusus, dengan memanfaatkan dana otonomi khusus untuk program-program yang langsung berdampak pada kesejahteraan masyarakat Papua.

“Tidak ada yang bisa kita buat hari ini, hanya orang yang bersekolah yang bisa merubah kehidupan ini ke depan. Kita harus buat yang terbaik di negeri ini. Orang semua di Papua ini sedang melihat Papua Tengah mau ke mana? Kalau Bapak-Bapak sekalian tidak bekerja maksimal, sayang... lima tahun itu bagaikan lima malam, kita tidak akan dikenang oleh siapapun. Untuk itu, kepentingan generasi ke depan lebih penting dari kepentingan menjadi Bupati atau Wakil Bupati. Tidak ada yang kekal. Hari ini kita punya, lusa orang lain punya. Hari ini dan besok Tuhan kasih kita untuk bagaimana kita tolong masyarakat,” tegasnya.

Penulis/Editor: Jimmy