SALAM PAPUA (TIMIKA) – Sebanyak 22 guru Sekolah Dasar (SD) dari Kabupaten Nabire mengikuti Pelatihan Konstruksi Pendidikan Intelegensi Dasar yang digelar di Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP), Rabu (23/4/2025). Kegiatan ini difasilitasi oleh Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) dan mengusung tema “Pengembangan Kecerdasan dan Penerapan Metode Pembelajaran Calistung dengan Pendekatan Montessori untuk Guru Sekolah Dasar.”

Anggota DPRD Provinsi Papua Tengah, Peter Worabay, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan upaya menjawab tantangan rendahnya kemampuan literasi dasar di Nabire.

“Saya melihat langsung kondisi pendidikan di Nabire, masih banyak anak-anak yang belum mengenal huruf. Kita tertinggal, dan salah satu cara mengejarnya adalah dengan meningkatkan kapasitas guru,” ujarnya.

Peter mengaku memilih SATP sebagai lokasi pelatihan karena saat kunjungannya bersama DPD RI, ia melihat langsung efektivitas metode pendidikan di sekolah tersebut.

“Saya percaya ini adalah jalan Tuhan. Saya menyaksikan sendiri bagaimana anak-anak di SATP dibina dengan pendekatan yang baik. Karena itu, saya berkoordinasi dengan Divisi Pendidikan YPMAK,” tambahnya.

Peter juga menyampaikan apresiasi kepada YPMAK yang telah membuka ruang kolaborasi dan menerima guru-guru dari Nabire. Ia berencana menyampaikan hasil pelatihan ini kepada Gubernur Papua Tengah untuk membuka peluang fasilitasi pelatihan lebih luas di masa mendatang

Sementara itu, Ketua Pengurus YPMAK, Dr. Leonardus Tumuka, mengapresiasi inisiatif DPR Papua Tengah dan menyatakan komitmen lembaganya dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan.

“YPMAK memang konsisten berkomitmen untuk mendorong mutu pendidikan, baik di Mimika maupun di wilayah Papua Tengah secara umum,” katanya.

Ia juga membuka kemungkinan untuk mengembangkan program pelatihan serupa bagi guru-guru lainnya di wilayah tersebut.

Kepala Program Montessori SATP, Theodora, menjelaskan bahwa pelatihan ini menekankan perubahan mindset guru agar berpihak kepada anak. Guru diberikan pendekatan dan teknik pembelajaran calistung (membaca, menulis, dan berhitung) yang lebih ramah anak, berbasis filosofi Montessori.

“Kami berikan materi dan praktik secara bertahap selama satu minggu penuh. Filosofi Montessori menjadi dasar karena berpihak pada perkembangan dan kebutuhan anak,” ungkap Theodora.

Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi guru SD di Nabire dan menjadi model pengembangan pendidikan dasar di Papua Tengah.

Penulis: Evita

Editor: Sianturi