SALAM PAPUA (TIMIKA)- Daging ikan hiu mengandung nutrisi
yang menarik. Namun, sebelum memasukkannya ke dalam menu makanan, penting untuk
memahami manfaat dan risiko konsumsinya agar kesehatan Anda dan keluarga tetap
terjaga.
Banyak orang mengira ikan hiu adalah sumber protein yang
luar biasa, seperti jenis ikan laut pada umumnya. Namun, karena termasuk
predator puncak di dalam rantai makanan, hiu rentan menumpuk zat berbahaya dari
lingkungan, seperti merkuri.
Selain itu, konsumsi ikan hiu juga menimbulkan perdebatan
dari sisi kesehatan, lingkungan, dan etika. Memahami kandungan dan keamanan
konsumsi ikan hiu akan membantu Anda mengambil keputusan yang lebih tepat.
Kandungan dan Potensi Manfaat Ikan Hiu
Daging ikan hiu mengandung beberapa nutrisi yang juga ada
pada ikan laut lain, seperti protein, asam lemak omega-3, zat besi, selenium,
dan vitamin B12. Nutrisi-nutrisi ini berperan dalam mendukung fungsi tubuh,
mulai dari pembentukan sel darah, metabolisme, hingga menjaga sistem imun.
Meski begitu, kadar nutrisi pada daging hiu berbeda-beda
tergantung spesiesnya, dan umumnya tidak lebih tinggi dibandingkan jenis ikan
yang lebih umum dikonsumsi, seperti salmon, kembung, atau tongkol.
Oleh karena itu, belum ada bukti kuat yang menunjukkan
konsumsi ikan hiu memberikan manfaat kesehatan yang lebih unggul dibandingkan
pilihan ikan lain yang lebih aman.
Keamanan Konsumsi Ikan Hiu
Meskipun daging hiu mengandung nutrisi, konsumsi ikan ini
sebaiknya dihindari, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil. Sebagai predator
puncak, hiu berisiko tinggi menumpuk logam berat, seperti merkuri, arsenik,
kadmium, dan timbal, di dalam jaringan tubuhnya.
Selain logam berat, daging hiu juga dapat mengandung senyawa
berbahaya lainnya, seperti PCB (polychlorinated biphenyls) dan pestisida dari
pencemaran laut. Senyawa tersebut tidak bisa hilang meski daging sudah dimasak.
Jika masuk ke dalam tubuh, senyawa berbahaya tersebut dapat
memicu berbagai masalah kesehatan, antara lain:
Gangguan perkembangan otak, khususnya pada janin dan
anak-anak. Penurunan fungsi hingga kerusakan ginjal dan hati. Keterlambatan
perkembangan fisik dan kecerdasan pada anak. Melemahnya daya tahan tubuh,
sehingga lebih rentan terhadap infeksiRisiko beberapa jenis kanker, seperti
kanker kulit, paru-paru, dan ginjal, terutama pada paparan jangka panjang. Gangguan
keseimbangan hormon, yang dapat memengaruhi kesuburan, menstruasi, dan
kesehatan janin. Risiko gangguan tekanan darah dan penyakit jantung
Untuk memenuhi kebutuhan gizi harian, ada banyak pilihan
ikan laut lain yang aman dikonsumsi dan kaya nutrisi. Beberapa contohnya adalah
ikan kembung, tongkol, sarden, kakap, nila, salmon, dan tenggiri, yang
mengandung protein, asam lemak omega-3, vitamin, serta mineral penting untuk
mendukung kesehatan tubuh. (Alodokter)
Editor: Sianturi