SALAM PAPUA (TIMIKA) - PT Freeport Indonesia (PTFI)
menunjukkan komitmen kuat dalam memanfaatkan pasir sisa tambang (SIRSAT) yang
biasa disebut tailing.
Dalam rilis yang diterima salampapua.com dari corporate
communications PTFI, disebutkan untuk mewujudkan komitmen tersebut, PTFI
melalui Divisi Tailing Utilizations terus melakukan inisiatif untuk
memanfaatkan tailing secara optimal sebagai bahan baku campuran aspal (filler).
Tailing tersebut digunakan untuk lapisan fondasi aspal sebagai pengganti pasir.
General Superintendent Tailing Utilization PTFI, Sastro
Samser Siburian mengatakan bahwa aspal tailing digunakan untuk pengaspalan di
beberapa fasilitas perusahaan PTFI di Timika.
“Tahun 2020, kami telah mengirimkan material tailing sebagai
material agregat infrastruktur jalan di Merauke. Kami kembali melakukan proyek
serupa tahun ini untuk membantu mempercepat perkembangan infrastruktur Papua,”
ujar Sastro.
Saat ini, aspal dengan campuran tailing sudah digunakan pada
beberapa titik di area dataran rendah wilayah kerja PTFI yaitu di jalan sekitar
perkantoran gedung OB, Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN), Fasilitas
Pengolahan Air di Kuala Kencana, Rimba Papua Hotel (RPH), checkpoint Kuala
Kencana, dan akses jalan masuk menuju Rimba Papua Golf.
Sastro menambahkan bahwa limbah tailing sudah melewati
penelitian dan uji coba untuk mengetahui keamanan aspal tailing ini.
“Kami telah bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang (PUPR) untuk uji coba aspal tailing di Kabupaten Merauke dan
hasilnya sangat direkomendasikan untuk campuran aspal,” jelas Sastro.
Hasil uji laboratorium menunjukkan kepadatan campuran dengan
nilai terendah 99,23 persen dan tertinggi 102,35 persen, sehingga aspal tailing
telah memenuhi standar kualitas AASHTO T 166. Selain itu, hasil tersebut juga
telah sesuai dengan spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Bina Marga No.02/SE/DB/2018 dan spesifikasi khusus SKh-2.6.28 terkait
dengan Spesifikasi Khusus Campuran Beraspal Panas Menggunakan Tailing.
Sementara itu, Project Manager PT Karya Mandiri Permai,
Supranoto selaku kontraktor untuk pengerjaan aspal tailing di area kerja PTFI,
menjelaskan bahwa aspal tailing yang dikembangkan oleh PTFI layak digunakan
dalam pekerjaan konstruksi karena telah lolos uji laboratorium.
“Aspal tailing ini terbukti layak digunakan dalam pekerjaan
pengaspalan Pemerintah Kabupaten Mimika melalui Dinas PUPR. Di samping itu,
aspal tailing ini juga sudah lolos uji material aspal dan masuk ke dalam
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pemerintah. Hal ini
menandakan bahwa aspal tailing telah memenuhi standar kualitas, baik secara
mutu maupun anggaran,” tutur Supranoto.
Ada beberapa jenis aspal yang digunakan pada proyek ini.
Salah satu contohnya, Hot Rolled Sheet - Wearing Course (HRS-WC) yang digunakan
di jalan menuju Rimba Papua Golf. Aspal jenis ini menggunakan komposisi tailing
sebanyak 40 persen.
“Jika pembuatan aspal HRS-WC membutuhkan 1.000 kilogram
pasir, maka 40 persen komposisinya atau 400 kilogram pasir dapat diganti dengan
tailing,” ungkapnya.
Pemanfaatan tailing sebagai bahan campuran aspal (filler)
merupakan salah satu upaya PTFI untuk menunjukkan bahwa tailing adalah sumber
daya yang memiliki nilai dan dapat bermanfaat untuk proyek konstruksi,
khususnya pengembangan infrastruktur di Papua.
Editor: Jimmy