SALAM PAPUA (TIMIKA) - Kepala Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Mimika, drh Sabelina Fitriani, MSi
memastikan, sampai hari ini Kabupaten Mimika masih memproduksi telur dengan
jumlah yang normal 15 ton perhari sedangkan tingkat konsumsi hanya 11 ton.
“Jadi kalau ada yang bilang terjadi inflasi telur, karena
stoknya kosong, saya tegaskan itu tidak benar, karena stok kami perhari masih
15 ton,” ujarnya saat ditemui Salampapua.com, Jumat (25/10/2024).
Ia menjelaskan, angka 15 ton tersebut berdasarkan data dari
staf Disnakkeswan yang melakukan peninjauan di lapangan dan peternak ayam
petelur binaan dinas.
Lanjutya, untuk harga per-rak masih dijual oleh peternak
seharga Rp 65 ribu, sedangkan harga yang dibandrol pedagang masih berkisar Rp
70-80 per-rak. Bahkan kata Sabelina, jika dikalkulasi jumlah produksi telur dan
tingkat kebutuhan, Mimika masih mengalami surplus hingga 4 ton perhari.
“Kami masih kelebihan 4 ton, itu kami distribusi kan ke
beberapa kabupaten tetangga. Seperti Wamena, Asmat dan Yahukimo. Dan bila
produksi minus itupun hanya 1-2 ton, tetapi masih tetap kita alami suplus,”
jelasnya.
Sabelina menambahkan, Kabupaten Mimika swasembada pangan
sejak 2017, karena ada sekitar 130 peternak yang produktif. Bahkan saat ini
kata sabelina, Mimika telah masuk dalam puncak produksi telur.
“Terjadi penurunan produksi apabila ayamnya sudah afkir,
tetapi kalau saat ini kami masih dalam puncak-puncaknya produksi telur. Sehingga
tidak ada inflasi telur, harga masih normal begitupun stok telur dipasaran aman
hingga Desember,” pungkasnya.
Penulis: Evita
Editor: Sianturi