SALAM PAPUA (TIMIKA) – Serangan stroke masuk dalam kategori gawat darurat medis, yaitu kondisi yang harus segera ditangani dengan tepat. Pasalnya, stroke merupakan salah satu penyakit yang bisa memicu dampak berbahaya, bahkan berujung pada hilangnya nyawa. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, termasuk bayi yang baru dilahirkan.

Pertolongan pertama perlu dilakukan untuk menurunkan risiko munculnya komplikasi akibat serangan stroke. Jika anggota keluarga atau orang sekitar mengalami stroke, segera bawa ke rumah sakit atau mencari bantuan medis. Maka dari itu, penting untuk mengenali gejala stroke agar dapat membantu pengidapnya mendapat pertolongan pertama. Lantas, apa pertolongan pertama yang bisa diberikan pada serangan stroke? Simak pembahasannya di bawah ini!

Hal yang Perlu Dilakukan Penolong 

Pertolongan pertama perlu segera dilakukan saat serangan stroke terjadi. Dalam penyakit ini, dikenal istilah golden period alias periode emas penanganan stroke, yaitu tiga jam setelah penyakit ini menyerang. Artinya, jika pertolongan medis dilakukan dalam periode tersebut, peluang untuk pulih pun akan semakin tinggi. Secara umum, penanganan stroke memang sebaiknya segera diberikan dan tidak boleh lebih dari 4,5 jam sejak serangan awal.

Stroke terjadi saat seseorang mengalami gangguan neurologis akibat tersumbatnya pembuluh darah disebut stroke iskemik. Sementara stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah yang berada di otak disebut stroke hemoragik. Sebagai organ vital di dalam tubuh, gangguan yang terjadi pada otak bisa langsung berdampak pada organ tubuh lainnya. Pertolongan pertama harus segera dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan otak secara berlanjut yang bisa membuat pengidapnya sulit pulih.

Kesalahan yang paling sering terjadi dalam penanganan stroke adalah terlambat membawa ke rumah sakit. Padahal dalam setiap detik, pengidap stroke mengalami “kematian” sel otak dan bisa berakibat fatal jika dibiarkan dalam waktu lama. Karena itu, penting untuk mengenali gejala awal penyakit ini, dan segera bawa pasien ke rumah sakit atau hubungi ambulans jika gejala yang muncul menyerupai serangan stroke.

Sayangnya, gejala stroke yang muncul terkadang ringan dan menyerupai penyakit lain. Hal itu menyebabkan gejala penyakit sering diabaikan dan terlambat mendapat penanganan. Agar risiko dari penyakit ini berkurang, kenali dengan segera gejala stroke pada seseorang dengan metode F.A.S.T. Apa itu?

Face-saat muncul gejala mirip stroke, coba perhatikan area wajah orang tersebut. Cari tahu perubahan yang terjadi, apakah ia mengalami kesulitan untuk menggerakkan bagian wajah. Jika tidak terlihat, kamu bisa coba meminta orang tersebut untuk tersenyum, kemudian perhatikan apakah saat tersenyum wajah tampak simetris atau tidak. Jika salah satu bagian wajah tertinggal atau jatuh saat tersenyum, bisa jadi orang tersebut mengalami serangan stroke.

Arms- selain memperhatikan wajah, mengenali stroke juga bisa dilakukan dengan meminta orang tersebut mengangkat bagian tangan alias arms. Tujuannya untuk melihat kemungkinan terjadi kelumpuhan sensor motorik. Mintalah orang tersebut untuk mengangkat kedua lengan lurus ke depan, pertahankan posisi tersebut selama beberapa detik. Jika ia merasa kesulitan atau tidak bisa mengangkat tangan, bisa jadi itu adalah gejala stroke.

Speech- Perhatikan juga bagaimana cara dia berbicara. Kamu bisa coba meminta orang tersebut mengucapkan kalimat yang mengandung huruf “R”. Jika ia berbicara dengan tidak jelas, pastikan untuk segera membawanya ke rumah sakit terdekat.

Time- Jika ketiga gejala tersebut muncul, besar kemungkinan orang tersebut mengalami stroke. Kalau sudah begitu, jangan menunda untuk membawanya ke rumah sakit. Sebab, waktu adalah hal yang paling penting dalam penanganan stroke. Sebagai penolong, pastikan untuk mencatat waktu serangan dan perkembangan kondisi orang tersebut untuk membantu dokter dalam penanganan lebih lanjut.

Saat menemukan serangan stroke, sebaiknya jangan ikut terbawa panik. Lakukan hal yang dapat menolong, dan pastikan selalu kondisi orang yang mengalami serangan. Jika ragu, cobalah untuk menelpon bantuan medis agar diberi arahan. (Halodoc)

Editor: Sianturi