SALAM PAPUA (TIMIKA) -   PT Freeport Indonesia (PTFI) menggandeng USAID, Wahana Visi dan Internasional SOS, bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika berkolaborasi integrasi menuju Papua Sehat dalam "Program Pengendalian Malaria Dan Percepatan Penurunan Stunting".

Peluncuran program ini dilaksanakan di halaman Puskesmas Mapurujaya, Jalan Tipuka, Distrik Mimika Timur, Kamis (18/7/2024) ditandai dengan pembagian kelambu, pengenalan program makanan sehat bagi bayi dan balita, serta vaksin polio. Bukan hanya itu, mulainya program ini juga ditandai dengan  penyemprotan insektisida Indoor Residual Spraying (IRS) oleh Plt Bupati Mimika, Johannes Rettob bersama Executive Vice President Technical Services PTFI,  Christopher E. Zimmer ada bagian luar dan dalam pada rumah warga yang berada di depan Puskesmas Mapurujaya.

Director Executive Vice President Sustainable Development PTFI, Claus Wamafma yang hadir dalam kegiatan itu menyampaikan, bahwa  komitmen PTFI dalam menangani malaria sudah dilakukan sejak lama. Hal itu dibuktikan dengan adanya departemen Malaria Control (Malcon) yang berdiri sejak tahun 1996 atau 28 tahun lalu.

"Komitmen PTFI untuk menangani malaria sudah sejak lama, dari dulu banyak jenis penyakit yang menyerang karyawan, tapi yang punya departemen khusus itu hanya malaria.  Dari tahun 1996 susah ada Departemen Malaria Control atau yang masyarakat tahu itu dengan sebutan Malcon. Di Malcon itu tidak hanya melayani karyawan, tapi juga layani lingkungan dan masyarakat," kata Claus.

Saat ini komitmen PTFI tidak hanya persoalan penanganan malaria, tapi juga untuk menekan angka stunting.  Stunting menjadi isu nasional, sehingga dalam beberapa kali kunjungan pejabat pemerintah pusat ke Mimika, selalu membahas persoalan stunting. Untuk itu, penanganan stunting butuh keterlibatan seluruh stakeholder.

Untuk itu, yang menjadi lokasi khusus (Lokus) pada Program Pengendalian Malaria Dan Percepatan Penurunan Stunting ini ialah Kampung Koperapooka,Nawaripi, Nayaro, Tipuka, Ayuka, Fanamo, Omawita dan Ohotia.

"Mudah-mudahan dengan apa yang kita lakukan terintegrasi ini tidak hanya menjadi program, tapi ini menjadi gerakan yang bisa melibatkan semua stakeholder untuk menuju Papua Sehat," tegasnya.

Sedangkan Bupati Mimika, Johannes Rettob memberikan apresiasi kepada PTFI, yang berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam upaya penurunan kasus malaria dan menekan angka stunting.

"Pencanangan kerja sama hari ini adalah sesuatu yang luar biasa, karena kalau selama ini kita selalu kerja parsial atau terpisah, tapi mulai hari ini kita bekerjasama untuk menekan dua kasus ini. Terima kasih buat PTFI dan USAID. Betul sekali apa yang disampaikan Pak Claus, bahwa untuk menekan angka malaria dan stunting butuh keterlibatan dan komitmen semua pihak, karena itu diharapkan kerja sama yang dilakukan tidak hanya menjadi upacara seremonial saja, tetapi juga dilakukan dan dipraktekkan bersama-sama," katanya.

Sementara itu, Manager Comunitty Health Development (CHD) PTFI, Daniel Perwira menerangkan bahwa  berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2022, angka stunting dan malaria di Mimika masih tinggi, bahkan malaria menjadi tantangan kesehatan besar di Mimika. Sehingga dengan adanya kerja sama penanganan keduanya secara terintegrasi diharapkan dapat mengurangi angka kasus kejadian.

Sejalan dengan hasil Riskesdas Kabupaten Mimika tahun 2022, program pengendalian malaria menargetkan 3 desa di Pesisir dan 5 di wilayah kota.

Dalam penanganannya, tim penanganan malaria akan mengunjungi lebih dari 5.000 rumah untuk melakukan penyemprotan IRS. Usaha lainnya adalah dengan pengendalian nyamuk atau mencegah perkembangbiakan jentik, melakukan sosialisasi tentang pentingnya penggunaan kelambu, lotion anti nyamuk, serta tidak keluar rumah pada jam tertentu dimana nyamuk malaria aktif.

Lebih lanjut Daniel menerangkan, berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, 1 dari 5 balita di Indonesia mengalami stunting dengan kasus terbanyak terjadi pada usia 24 hingga 35 bulan. Tiga provinsi dengan prevalensi stunting di Indonesia adalah Papua Tengah 39,4 persen, NTT 37,9 persen, dan Papua Pegunungan 37,43 persen.

"Untuk menanggulangi itu, PTFI dan mitra meluncurkan Program Pasti Papua yang merupakan aksi berbentuk konsorsium yang didukung oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, untuk berkontribusi dalam percepatan penurunan angka stunting serta peningkatan status gizi di Mimika, Asmat dan Nabire. Pasti Papua akan diterapkan oleh Yayasan Wahana Visi Indonesia di Kabupaten Mimika dengan pendampingan dilakukan di 11 Kampung," ujarnya.

Pantauan Salampapua.com, peluncuran program kesehatan ini dihadiri Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Mimika, Reynold Rizal Ubra serta beberapa pimpinan Puskesmas dan Dinas lainnya di lingkup Pemkab Mimika.

Penulis: Acik

Editor: Sianturi