SALAM PAPUA (TIMIKA)- YPMAK (Yayasan Pengembangan
Masyarakat Amungme-Kamoro) tahun ini mengirimkan 20 calon mahasiswa dari Suku
Kamoro dan 40 calon mahasiswa dari Suku Amungme, Kabupaten Mimika, untuk
mengikuti program bimbingan prakuliah yang diselenggarakan Yayasan Bina Taruna
Bumi Cenderawasih (Binterbusih) di Semarang, Jawa Tengah.
YPMAK selaku pengelola Dana Kemitraan PT Freeport Indonesia
(PTFI) terus mengembangkan program-programnya, salah satunya dengan pemberian
beasiswa kepada anak-anak dari Suku Amungme dan Suku Kamoro serta 5 suku
kekerabatan lainnya (Dani, Damal, Moni, Mee, Nduga) untuk melanjutkan
pendidikan hingga ke jenjang universitas.
“Kami bangga dan senang melihat anak-anak Papua bersemangat
melanjutkan sekolah. Beasiswa ini adalah salah satu upaya kami memastikan
anak-anak Papua khususnya Amungme dan Kamoro, serta masyarakat asli Papua
lainnya mendapatkan kesempatan yang luas untuk menuntut ilmu,” kata Direktur
dan EVP Sustainable Development and Community Relations PTFI Claus Wamafma di
Papua, Selasa.
Claus mengatakan Freeport Indonesia berkomitmen untuk
mendukung pendidikan di Papua, khususnya Kabupaten Mimika. Kuota beasiswa dari
YPMAK tahun ini sebanyak 3.000 mulai dari tingkat TK hingga Perguruan Tinggi
dengan sekolah tujuan tersebar di Papua dan luar Papua.
“Pendidikan adalah salah satu hal penting dalam meningkatkan
kualitas hidup yang lebih baik. Ini yang kami selalu tekankan kepada anak-anak
dan orang tua. Oleh karena itu anak-anak harus mau belajar dan orang tua
mendorong anak-anak untuk bersekolah diluar Timika,” katanya.
Pembina Yayasan Binterbusih Paul Sudiyo mengatakan
pendidikan prakuliah bertujuan untuk mempersiapkan para penerima beasiswa
secara akademis dan psikologis agar mereka dapat menyesuaikan diri dan mampu
menyelesaikan studinya dengan baik dan tepat waktu.
“Para penerima beasiswa mendapat berbagai bimbingan antara
lain dasar-dasar akademik, pembentukan karakter dan pengenalan budaya setempat.
Dengan bimbingan intensif dan persuasif dari para pengajar dan mentor
diharapkan mereka mampu beradaptasi dalam berbagai mata pelajaran dan
lingkungan sosial mereka yang baru,” kata Paul.
Dalam pendidikan prakuliah ini, Binterbusih juga bekerja
sama dengan perguruan tinggi dengan menyediakan dosen pembimbing sesuai
kebutuhan para anak didik. Melalui pertemuan mingguan dan bulanan antara dosen
pembimbing dengan anak-anak maka diharapkan anakanak termotivasi untuk
menjalani proses pembelajaran.
Salah satu penerima beasiswa Yohana Tumuka mengaku senang
meraih beasiswa untuk melanjutkan sekolah. “Bersyukur dan berterima kasih
kepada Tuhan karena melalui beasiswa YPMAK ini, saya mendapat peluang untuk
berkuliah di luar Papua, tepatnya di Semarang, Jawa Tengah. Saya ingin ambil
jurusan Psikologi,” katanya.
Remaja Kamoro ini menilai program bimbingan Binterbusih
sangat bermanfaat karena ia mendapat kesempatan berdiskusi dengan mahasiswa
jurusan psikologi, membaca banyak buku dan artikel psikologi, serta beradaptasi
dengan lingkungan dan budaya yang baru.
“Dengan ilmu yang akan saya pelajari, saya berharap bisa
membantu orang tua dan terutama anak muda di Papua, khususnya Kamoro, Mimika
yang masih banyak menikah pada usia muda,”kata Yohana. (PTFI)
Editor: Sianturi