SALAM PAPUA (TIMIKA) - Meski Pelaksanaan debat
pertama Paslon Bupati dan Wakil Bupati yang dilaksanakan KPU Mimika, pada 23
Oktober 2024 dinilai berhasil, akan tetapi tidak terlepas dari kritik dan saran
dari tamu undangan, yang hadir dan menyaksikan debat yang dilaksanakan di GOR
Futsal, Jalan Poros SP2-SP5 tersebut.
Salah satu tokoh yang ikut dalam debat pertama tersebut
adalah, Ketua Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Mimika, Luky Mahakena.
Materi pertanyaan debat yang disiarkan secara langsung pada
salah satu televisi nasional ternama ini
menurut Luky, tidak menggigit dan menimbulkan rasa greget, sehingga jawaban
dari tiga Paslon juga datar dan tidak menunjukkan inovasinya masing-masing.
"Saya akui debat ini sudah berjalan baik, tapi maaf
saja saya tidak melihat adanya pertanyaan yang menggigit, sehingga jawaban dari
tiap Paslon juga datar saja," kata Luky, Kamis (24/10/2024).
Pertanyaan yang disiapkan panelis menurutnya, bersifat umum
dan tidak mengangkat kearifan lokal. Misalnya, ketika merasa situasi di
Mimika telah aman dan damai sejak 2018, harusnya pertanyaannya adalah apa indikator Mimika menjadi aman dan damai,
dan indikator itulah yang menjadi konsep langkah percepatan pembangunan dari
setiap paslon.
Harusnya juga muncul pertanyaan, dengan adanya Freeport,
kira-kira apa dampaknya untuk pelaku UMKM masyarakat asli di Timika.
"Tapi bagaimanapun dengan adanya debat ini sudah muncul
sebuah komitmen dari masing-masing Paslon, yang kemudian bisa dinilai
masyarakat," katanya.
Bukan hanya itu, Luky juga menyampaikan, bahwa mengingat
sebagai debat publik, harusnya ada perimbangan pertanyaan dari audiens yang
dimunculkan. Audiens dimaksudkan ialah tokoh masyarakat asli Mimika, yang
mengetahui kearifan lokal dan karakter orang Mimika. Sebab, pertanyaan yang
tidak terkonsep tentunya jauh lebih bisa menggali inovasi bagi masing-masing
Paslon.
"Diharapkan debat kedua nantinya muncul pertanyaan yang
berkaitan dengan kearifan lokal, supaya bisa muncul frame Mimika Membangun itu
seperti apa dari tiap Paslon," ujarnya.
Penulis: Acik
Editor: Sianturi