SALAM PAPUA (TIMIKA)- Debat pasangan calon gubernur,
walikota dan bupati serta para calon wakil masing-masing dalam Pilkada Serentak
2024 diharapkan mampu memberikan pemahaman yang mendalam kepada pemilih atas
setiap masalah yang diangkat. Oleh karena itu, materi debat harus dipastikan
didasari data dan kasus faktual. Dengan begitu, para pemilih akan mendapat
bekal cukup untuk menjatuhkan pilihannya pada Pemilihan Kepala Daerah Serentak
2024.
Khusus di Pilkada Mimika 2024, debat pertama calon bupati
dan wakil bupati sudah digelar beberapa waktu lalu dan berjalan dengan aman,
lancar dan damai. Para calon dan wakilnya sudah berusaha memaparkan visi dan
misi mereka dan menjawab setiap pertanyaan yang disiapkan oleh para panelis,
yang merupakan para akademisi dan juga debat sesame Paslon.
Debat kedua rencananya akan diadakan kembali pada 19
November 2024 mendatang di lokasi yang sama di Gedung Olah Raga (GOR) Futsal
Jalan Poros SP 2-SP 5. Kalau pada debat perdana, para kandidat sudah menjawab
dan memaparkan visi misi mereka ke depan, pada debat kedua nanti, diharapkan
para calon juga sudah mempersiapkan diri dengan lebih baik, dan mampu
memaparkan serta menjawab pertanyaan sesuai dengan daftar pertanyaan, baik dari
panelis maupun dari sesama kandidat.
Ketua KPU Provinsi Papua Tengah, Jenifer Darling Tabuni
mengingatkan agar pada debat para calon tidak saling menjatuhkan, namun adu
argumen dan adu program, agar masyarakat sebagai pemilih bisa menilai calon
mana yang layak dipilih dan memimpin Mimika 5 tahun ke depan.
Selain itu, Ketua FKDM Mimika, Luky Makahena berharap agar
materi debat juga mengangkat isu soal kearifan lokal, sebab isu belum diangkat
sama sekali pada debat perdana. Isu ini sangat besar pengaruhnya terhadap
pilihan pemilih, bagaimana komitmen para Paslon untuk memprioritaskan hal itu
saat mereka sudah duduk di kursi pemerintahan Mimika 5 tahun ke depan.
Kita berharap agar yang diperdebatkan pada masa debat nanti
ialah isu-isu yang konkret. Misalnya, sejauh mana kondisi penegakan hukum di
Indonesia, Papua dan Mimika saat ini dan bagaimana upaya paslon menaikkan
indeks persepsi korupsi (IPK) yang kian merosot.
Dengan demikian, jawaban mereka akan menjadi
pertanggungjawaban mereka ke depan. Komitmen mereka itu semacam kontrak politik
dengan pemilih. Bukan sesuatu yang main-main, karena bisa jadi publik memilih
mereka dari jawaban itu
Juga forum debat ini menjadi momentum bagi pemilih untuk
lebih mengenali dengan mudah visi misi dari setiap paslon. Hal ini juga menjadi
kesempatan terbaik bagi semua paslon untuk menarik hati pemilih, bahwa mereka
memiliki program dan gagasan yang mampu menjawab tantangan saat ini dan ke
depan.
Dalam forum debat nanti, biarkanlah satu sama lain saling
berkompetisi untuk saling berdebat dan saling menyanggah. Cara itu menyehatkan
dan sangat dinanti publik. Makin banyak perdebatan yang ditampilkan ke publik,
calon pemilih akan semakin ditunjukkan berbagai alternatif dalam menjawab
tantangan di Mimika.
Dan dalam menjawab tantangan di Papua dan Mimika, bukan
hanya satu gagasan. Namun, semakin banyak gagasan yang disajikan, publik punya
kesempatan memilih. Kalau seragam, justru publik tidak punya alternatif solusi.
Publik di Mimika pasti berharap agar debat kedua nanti,
ketiga Paslon JOEL, MP3 dan AIYE bisa beradu argumen dengan baik, sehingga isu
yang dilontarkan para panelis dan pertanyaan sesama Paslon bisa ramai karena
ada pro dan kontra dan debat harus hidup. Namun sekali lagi, para Paslon juga
mestinya dapat menguasai materi dan terutama menguasai emosionalnya, sehingga
debat makin berkualitas.
Pemilih saat ini di semua daerah di Indonesia sudah cerdas,
tidak bisa lagi dibohongi dan publik pasti sudah bisa menilai, siapa yang lebih
layak memimpin daerahnya. Pilkada yang Langsung, Umum Bebas dan Rahasia
(LUBER), hendaknya tercipta di Mimika dan di seluruh Indonesia sehingga
terpilihlah pemimpin yang berkualitas dan berintegritas, agar daerah
masing-masing semakin maju dan berkualitas dan mampu membangun semua sisi
masyarakat.
Peran tim sukses dan partai koalisi juga sangat penting
dalam debat kedua nanti, bagaimana mereka menyampaikan gagasan, ide serta
inovasi kepada Paslon, sehingga saat debat mampu meyakinkan publik yang adalah
pemilih. Kita menantikan debat berkualitas, sehingga tanggal 27 November 2024
nanti, para pemilih sudah yakin dengan pilihannya.
Meski mungkin para pemilih belum memilih karena kualitas
Paslon, namun karena kesukuan, kedekatan dan faktor kekeluargaan, atau karena
ajakan dan mungkin dengan pendekatan-pendekatan lain. Namun siapapun yang akan
dipilih, itu sudah yang terbaik dari yang terbaik. Amole, Nimaowitimi, Saipa.
Salam Papua, Media Kritis, Objektif, Akrab dan Bermartabat.
Penulis/Editor: Sianturi