SALAM PAPUA (TIMIKA) – Sebanyak 13 putra asli suku Amungme
dan Kamoro, peserta program beasiswa Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme
dan Kamoro (YPMAK), saat ini tengah menjalani pendidikan di SMA Seminari
Menengah Santo Fransiskus Xaverius Kakaskasen, Kota Tomohon, Sulawesi Utara,
guna dipersiapkan menjadi calon imam Katolik.
Program ini merupakan bagian dari upaya YPMAK lembaga
pengelola dana kemitraan PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk mendukung
pengembangan sumber daya manusia di bidang rohani dan pendidikan. Para peserta
beasiswa telah dikirim secara reguler sejak tahun 2022.
Selama empat tahun masa pendidikan, peserta menjalani tiga
tahun setara tingkat SMA dan satu tahun kelas persiapan untuk pendidikan
lanjutan menuju seminari tinggi. Para siswa tidak hanya dibina dalam bidang
akademik, tetapi juga spiritual dan pembentukan karakter.
Rektor Seminari, Pastor Albertus Imbar, menjelaskan bahwa
lembaga yang dipimpinnya memang dirancang untuk mendidik calon-calon imam,
namun tidak menutup kemungkinan jika ada peserta yang memilih jalur hidup
berbeda setelah lulus.
“Awalnya kami menerima 26 anak dari Mimika, namun tiga di
antaranya mengundurkan diri karena alasan kesehatan dan keterbatasan kemampuan.
Saat ini tersisa 13 anak yang masih aktif menjalani studi, berasal dari
angkatan tahun 2022, 2023, dan 2024,” jelasnya dalam rilis yang diterima Salam
Papua, Rabu (2/7/2025).
Selama masa studi, para siswa mendapat pembinaan intensif
dalam kehidupan rohani dan komunitas, serta dibekali kemampuan bahasa asing
seperti Latin, Inggris, Jepang, dan Indonesia.
“Kami merasa bangga karena dari Mimika ada anak-anak yang
mau menjadi imam. Mereka dididik untuk menjadi pribadi tangguh dan saleh,”
ujarnya.
Pastor Albertus menambahkan, pendidikan di SMA Seminari
Kakaskasen menggunakan dua kurikulum: Kurikulum Merdeka yang ditetapkan
pemerintah untuk jenjang SMA, serta kurikulum khusus seminari yang
menitikberatkan pada pelajaran pastoral dan kehidupan berkomunitas.
“Kalau setelah lulus mereka merasa terpanggil menjadi imam,
itu adalah panggilan Tuhan. Namun bila tidak, mereka tetap memiliki bekal
kehidupan yang baik dan karakter yang kuat,” tutupnya.
Penulis: Evita
Editor: Sianturi