SALAM PAPUA (TIMIKA)- Kalau sering menimbun barang yang tidak terpakai sampai membuat ruangan menjadi penuh dan berantakan, ada kemungkinan kamu mengalami hoarding disorder. Biasanya, orang dengan hoarding disorder tidak memiliki alasan yang jelas untuk menimbun barang dan merasa cemas jika harus melepas barang.

Hoarding disorder adalah perilaku sering menimbun barang yang tidak terpakai karena dianggap akan berguna di kemudian hari, bersejarah, atau memiliki nilai sentimental. Barang yang disimpan pun bisa beragam, mulai dari buku, koran, makanan, benda kenangan, pakaian, perkakas, hingga barang bekas yang sudah kotor dan rusak.

Gejala Sering Menimbun Barang atau Hoarding Disorder

Berbeda dengan kolektor barang yang mampu merawat dan menata barang-barang koleksinya dengan baik, penderita hoarding disorder, atau disebut dengan hoarder, menyimpan barang-barang secara sembarangan dan tidak merawatnya.

Barang yang “dikoleksi” hoarder juga tidak memiliki nilai atau kegunaan, sehingga hanya akan memenuhi rumah, membatasi ruang gerak, dan bisa membawa dampak buruk terhadap kesehatan.

Tidak si hoarder, anggota keluarga lain yang tinggal serumah dengannya juga bisa ikut terdampak, misalnya marah dan frustasi dengan apa yang dilakukan hoarder bahkan rentan mengalami depresi.

Selain itu, konflik dalam keluarga, seperti perceraian dan perkembangan anak yang terganggu, mungkin juga terjadi pada keluarga dengan hoarding disorder.

Hoarding disorder ditandai dengan beragam gejala, di antaranya: Sulit untuk membuang barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Merasa resah jika harus membuang barang, merasa marah atau tersinggung jika timbunan barang miliknya dibersihkan atau dibuang orang lain.

Merasa curiga jika orang lain menyentuh barang miliknya, terus menambah barang dan menyimpan barang bekas yang tidak dibutuhkan, meski tidak ada lagi ruang tersisa di dalam rumah, cenderung perfeksionis, sulit memutuskan sesuatu, kesulitan dalam mengorganisasi dan merencanakan hal, sering menghindar, dan menunda-nunda.

Penyebab Kebiasaan Sering Menimbun Barang

Penyebab kebiasaan sering menimbun barang sebenarnya belum diketahui secara pasti. Namun, seseorang yang memiliki anggota keluarga yang juga menderita kelainan atau pernah mengalami musibah dan peristiwa traumatis, seperti ditinggal orang yang dicintai, dikatakan lebih rentan mengalami kondisi ini.

Selain itu, kebiasaan sering menimbun barang juga sering dikaitkan dengan kondisi-kondisi lain, seperti: Demensia, Obsessive compulsive disorder (OCD),depresi, gangguan kecemasan umum dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif atau attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD)

Psikosis

Hoarding disorder juga disebut-sebut berhubungan dengan kondisi pengabaian diri pada orang-orang dengan kondisi tertentu, seperti tidak menikah, hidup sendiri, memiliki masa kecil yang suram, atau dibesarkan dalam rumah yang berantakan. Pada orang-orang dengan kondisi tersebut, menimbun barang mungkin bisa membuatnya merasa lebih aman dan tenang.

Cara Mengatasi Kebiasaan Sering Menimbun Barang

Hoarding disorder biasanya bermula sejak remaja atau dewasa muda dan akan makin sulit ditangani saat hoarder mencapai usia paruh baya. Meski begitu, tidak sedikit orang yang tidak menyadari hal tersebut sebagai kelainan.

Sebagian hoarder bisa saja menyadari kondisinya, tetapi tidak ingin mencari bantuan profesional, baik karena malu atau merasa bersalah. Padahal, kelainan ini bisa menyiksa penderitanya karena ketidakmampuannya untuk memisahkan diri dari barang-barang tersebut.

Meski mungkin tidak dapat menyembuhkan, penanganan berupa psikoterapi dapat membantu penderita hoarding disorder dalam hal-hal berikut ini: Belajar memilah dan memutuskan barang mana yang harus dibuang dan mana yang masih bisa disimpan.

Menyadari dan memahami apa yang membuat mereka menimbun barang yang tidak berguna. Terapis tidak akan membuang barang timbunan tersebut, tapi akan mendukung penderita untuk melakukannya sendiri.

Belajar menolak dorongan untuk menimbun lebih banyak barang

Selain bantuan dari psikoterapi, penderita hoarding disorder juga membutuhkan dukungan dan pendampingan anggota keluarga guna memotivasinya untuk berubah.

Kebiasaan sering menimbun barang tidak bisa disepelekan. Kondisi ini membutuhkan penanganan yang tepat agar penderitanya tetap nyaman dan lingkungan tetap terjaga kebersihannya.

Bila kamu memiliki kecenderungan untuk menimbun barang dan mengalami gejala hoarding disorder, jangan malu untuk konsultasi melalui Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan saran yang sesuai. Konsultasi ini dijamin kerahasiaannya. (Alodokter)

Editor: Sianturi